Ini Alasan Mengapa 3,7 GW PLTU Batubara di Sumatera Harus Disuntik Mati

- 23 November 2022, 18:33 WIB
webinar bertema “Mengapa 3,7 Gigawatt PLTU batu bara di Sumatera harus dimatikan” yang digelar Jejaring Sumatera Terang Untuk Energi Bersih,
webinar bertema “Mengapa 3,7 Gigawatt PLTU batu bara di Sumatera harus dimatikan” yang digelar Jejaring Sumatera Terang Untuk Energi Bersih, /

Baca Juga: Raja Salman Umumkan Libur Nasional, Rayakan Kemenangan Arab Saudi atas Argentina

“Dominan mengalami gangguan fungsi paru seperti kanker paru-paru, asma dan pneumonia bahkan jantung, itu yang ditemukan,” katanya.

Penelitian di 18 PLTU negara wilayah Balkan juga menemukan penyebaran SO2 dan senyawa pencemar lainnya menyebar sampai ke Italia padahal sudah menyeberang laut. Penelitian juga menemukan pasca dihancurkannnya PLTU batu bara ditemukan polusi menurun drastis dan penyakit terkait polusi menurun dengan signifikan.

Dari paparan tersebut, fakta-fakta lapangan yang diderita oleh warga yang tinggal di sekitar PLTU batubara menunjukan bahwa penyakit yang mewabah adalah penyakit yang menyerang pernapasan dan kulit.

Di tapak PLTU Pangkalan Susu Sumatera Utara tahun 2021 tercatat 2.547 orang menderita ISPA dan 738 orang menderita sakit paru kronik. Derita serupa dialami warga Sijantang Koto Sawah Lunto Sumatera Barat seperti yang dipaparkan Direktur LBH Padang, Indira Suryani yang mengatakan penyakit ISPA menjadi penyakit terbanyak yang diderita warga Kecamatan Talawi dengan jumlah penderita mencapai 5.000 orang pada tahun 2011-2017 dan tetap masuk dalam 5 penyakit terbanyak pada tahun 2019 sampai 2021.

webinar bertema “Mengapa 3,7 Gigawatt PLTU batu bara di Sumatera harus dimatikan” yang digelar Jejaring Sumatera Terang Untuk Energi Bersih
webinar bertema “Mengapa 3,7 Gigawatt PLTU batu bara di Sumatera harus dimatikan” yang digelar Jejaring Sumatera Terang Untuk Energi Bersih

Yesi Sepriani perwakilan dari Posko Lentera, Bengkulu mengungkapkan bahwa 39 orang warga Teluk Sepang mengalami penyakit kulit yang sulit sembuh. Cerita yang sama juga terjadi di sekitar PLTU Pangkalan Susu dengan jumlah penderita penyakit kulit berjumlah 60 orang sementara penyakit pernapasan diderita oleh warga yang ada di sekitar PLTU Ombilin dan Pangkalan Susu.

Kerusakan lingkungan dipaparkan dari Riau oleh Direktur LBH Pekanbaru Andi Wijaya yang memaparkan kondisi pencemaran Sungai Siak yang masih menjadi sumber air PDAM bagi warga Kota Pekanbaru. Di Jambi tercatat 112 orang meninggal dunia di jalanan akibat kecelakaan yang diperparah dengan lalu lalang truk angkutan batu bara bahkan situs cagar budaya Muaro Jambi saat ini dikepung stockpile atau titik penumpukan batu bara. 
Di wilayah Lampung warga tiga kabupaten harus menerima debu batu bara setiap hari dari angkutan batu bara yang dibawa dari Sumatera Selatan menuju Lampung dengan kereta api.

Sementara Profesor Yusmar Yusuf dari Universitas Riau, menyatakan persoalan sosial ini merupakan bentuk nyata dari eksploitasi berlebihan (over exploitation) terhadap alam lewat PLTU batu bara mulut tambang.

Ia mengatakan eksploitasi tambang batu bara telah menghilangkan habitat di lingkungan tambang yang berupa hutan atau areal yang tidak ada pemukimanya. Ia menilai saat ini Sumatera menjadi rapuh karena pengeroyokan ekonomi ekstraktif.

Halaman:

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah