Energi Bersih Adil Berkelanjutan Penyelamat Kehidupan dari Krisis Iklim

- 21 November 2022, 21:03 WIB
Energi Bersih Adil Berkelanjutan Penyelamat Kehidupan dari Krisis Iklim
Energi Bersih Adil Berkelanjutan Penyelamat Kehidupan dari Krisis Iklim /

IKOBENGKULU.COM - Pengerukan dan pembakaran batubara di tingkat tapak maupun secara global adalah biang kerok krisis iklim. Saat ini krisis iklim mengakibatkan 828 juta orang di dunia menghadapi ancaman kelaparan.

Data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan 115 pulau sedang dan kecil di Indonesia terancam hilang atau tenggelam akibat naiknya permukaan air laut.

Sementara data yang diolah Kanopi Hijau Indonesia dari berbagai sumber menyebutkan 27.175 hektare daratan Pulau Sumatera hilang dalam kurun tiga tahun terakhir.

Pengerukan batu bara milik PT Injatama di Desa Pondok Bakil Kabupaten Bengkulu Utara membuat daftar panjang penderitaan rakyat mulai dari kehilangan sumber air bersih, sumber air irigasi, kehilangan lahan pangan, hingga akses jalan penghubung antar-desa dikeruk untuk mengambil batu bara di bawahnya membuat desa ini terancam terisolir.

Saat hujan tidak turun beberapa hari saja, sumur – sumur yang menjadi tumpuan warga mendapat air bersih mengalami kekeringan.

“Jika pemerintah tidak menindak pelanggaran –pelanggaran yang terjadi akibat pengerukan batu bara oleh PT Injatama, maka dipastikan kami masyarakat Pondok Bakil akan terisolasi, tertimbun dan hanyut dibawa air Sungai Ketahun. Ditambah curah hujan saat ini tinggi akan mempercepat hal buruk tersebut terjadi di desa kami,” kata Yusmanilu, warga Desa Pondok Bakil yang juga Ketua Poko Parasakti, komunitas yang didirikan warga melawan kerusakan lingkungan.

Energi Bersih Adil Berkelanjutan Penyelamat Kehidupan dari Krisis Iklim
Energi Bersih Adil Berkelanjutan Penyelamat Kehidupan dari Krisis Iklim

Di sektor hilir, batubara dibakar sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Teluk Sepang, Kota Bengkulu. Meski baru melewati uji coba dan mulai menghasilkan setrum, sederet dampak buruk telah terjadi.

Bertepatan dengan uji coba PLTU, tidak kurang dari 28 ekor penyu mati dan bangkainya ditemukan terdampar di sekitar Pantai Teluk Sepang. Lalu pada Juli 2022, kolam pembuangan limbah air bahang jebol, membuat air dengan suhu tinggi langsung mengalir ke laut.

Lalu pada Oktober 2022 sebanyak 39 orang warga Kelurahan Teluk Sepang, Bengkulu mengalami penyakit kulit yang sulit sembuh yang diduga diakibatkan terpapar hujan asam dari abu PLTU batubara.

Halaman:

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x