Inggris Alami Krisis, Warganya Terpaksa Makan Karet, Bagaimana Nasib WNI Penerima Beasiswa di Sana?

- 29 September 2022, 13:51 WIB
Ilustrasi, Inggris tengah diterpa krisis.
Ilustrasi, Inggris tengah diterpa krisis. /Pixabay/InspiredImages/

IKOBENGKULU.COM - Inggris saat ini mengalami krisis yang cukup parah akibat perang Rusia-Ukraina. Sejumlah harga energi mengalami lonjakan yang signifikan.

Krisis di Inggris yang cukup parah ini menyebabkan biaya hidup yang mahal, serta mengakibatkan kenaikan tarif listrik serta energi lainnya.

Sehingga, masyarakat Inggris pun menjadi sengsara, bahkan sejumlah warga dilaporkan terpaksa memakan karet. Di samping itu, banyak perempuan yang disebut memilih menjadi pekerja seks komersial.

Baca Juga: Unik, Pemilihan Ketua Pedagang Pasar ini Dilakukan Layaknya Pemilu

Krisis tersebut ramai diperbincangkan hingga menjadi viral dan menyita perhatian banyak pihak.

Akibat krisis tersebut, bukan hanya warga Inggris saja yang merasakan dampaknya, tetapi juga dirasakan Warga Negara Indonesia (WNI) penerima beasiswa LPDP.

Disadur dari Pikiran-Rakyat.com, seorang mahasiswa Adit (bukan nama sebenarnya) mengatakan, dirinya perlu bersiasat dalam menghadapi krisis tersebut. Ia menuturkan bahwa dirinya kerap memakai program diskon untuk mahasiswa supaya bisa membeli baju hingga makanan dengan harga miring.

Sementara itu, dalam belanja kebutuhan sehari-hari, dirinya lebih memilih mengunjungi toko grosir, seperti Lidl, Asda, dan Aldi.

Baca Juga: Kreatif, Jaga Ketahanan Pangan Yonif 144 Jaya Yudha Ubah Lahan Kosong Jadi Sawah

"Harganya (toko grosir) jauh lebih murah dengan kualitas yang bagus," ujar Adit pada Rabu, 28 September 2022.

Dia juga membuat kartu anggota di toko-toko tertentu agar bisa berlangganan kopi hingga obat dengan harga yang terjangkau.

Tidak hanya itu, Adit juga menghindari membeli makan siap saji. Ia lebih memilih masak setiap hari.

"Masak setiap hari sangat menghemat bahkan hingga lebih dari 60 persen dibanding makan di luar," tutur Adit.

Baca Juga: 200 Lebih Anak Muda Bengkulu Ikuti Kelas Kebal Hoaks MAFINDO

Seandainya ia ingin makan di restoran, ia akan datang pada jam-jam menjelang tempat itu tutup agar bisa mendapat diskon hingga 50 persen.

"Contoh ke Itsu. Harga sushi normalnya 8 pound (sekitar Rp48 ribu), tapi kalau datang menjelang mereka tutup harga jadi 4 pound (sekitar Rp24 ribu)," kata Adit.

Adit menambahkan, ia selalu membuat catatan keuangan setiap bulan guna memantau pengeluaran.

Diketahui, selain kebutuhan pokok, harga sewa rumah juga melonjak. Kenaikan sewa rumah sekitar 50-300 pound atau sekitar Rp816 hingga Rp4,9 juta.

Baca Juga: Mantan Pelatih Timnas Indonesia Didepak Klubnya, Prestasinya di Timnas Bikin Melongo

Namun, beruntung Aidit tidak merasakan dampak kenaikan sewa rumah lantaran dirinya sudah meneken kesepakatan harga pada tahun lalu.

"Jadi enggak akan dinaikkan harga sewa selama masih dalam masa kontrak," ujar dia.

Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa sebenarnya harga sejumlah barang sudah naik sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari silam.

"Kenaikan terasa di harga-harga kebutuhan pokok, berkisar antara 0,3 sampai 1,5 pound untuk sayur, buah, dan lain-lain. Minyak goreng sempat langka dan mahal Bulan Mei hingga Juni," ucap Adit.

Baca Juga: Lionel Messi Kembali ke Camp Nou Musim Depan, Ini Pernyataan Wakil Presiden FC Barcelona

Meskipun harga-harga kebutuhan pokok naik, dia mengaku masih bisa mencukupi kebutuhan hidup.

Ia juga menuturkan, krisis di Inggris tidak begitu berdampak bagi mahasiswa penerima beasiswa LPDP seperti dirinya.

Namun, sebagai salah satu langkah mengantisipasi krisis di masa mendatang, dia mencoba mengajukan dana tambahan ke pihak LPDP.

"Untuk mengajukan dana tambahan sudah dan sedang dilakukan, dan masih dipertimbangkan pihak LPDP," kata dia, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Polri, pada Kamis, 29 September 2022.***

Editor: Iman Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah