Negara Lain Bersiap Tutup Pintu Masuk, Indonesia Justru Targetkan 253 Ribu Kunjungan Turis China

- 3 Januari 2023, 23:06 WIB
Ilustrasi Covid-19. Covid-19 jenis terbaru sedang mengamuk di China.
Ilustrasi Covid-19. Covid-19 jenis terbaru sedang mengamuk di China. /Unsplash/martin sanchez

IKOBENGKULU.COM - Jika negara lain bersiap menutup pintu untuk turis dari China, berbeda dengan Indonesia justru menarget 253 ribu kunjungan turis China ke tanah air.

Alasan negara lain bersiap menutup pintu untuk turis China bukan tanpa alasan. Sebab, Covid-19 Omicron di Tiongkok sedang berada di tahap ganas menyebabkan peredaran kasus tertinggi selama beberapa bulan terakhir.

Pemerintah Indonesia menargetkan sejumlah turis China untuk berkunjung ke tanah air di tahun 2023. Kebijakan ini disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Baca Juga: Pemkot Bengkulu Bakal Bangun Sarana Olahraga di 67 Kelurahan, Libatkan Pemuda Sebagai Pengelola

Kebijakan tersebut cukup ironis, apabila melihat kondisi yang terjadi di China pada saat ini.

Covid-19 Omicron di Tiongkok sedang berada di tahap ganas menyebabkan peredaran kasus tertinggi selama beberapa bulan terakhir.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Senin, 2 Januari 2023, Sandiaga Uno menyatakan pemerintah akan berupaya agar target wisatawan dan turis dari China ini bisa dicapai.

"Saya baru mendapat arahan dari Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa target (wisatawan asal China) 253.000 itu tetap dikejar," ujarnya menjelaskan dalam Weekly Press Briefing pada Senin, 2 Januari 2023.

Baca Juga: Petugas Damkar dan PMI Rejang Lebong Selamatkan Remaja Kepahiang Kecebur Sumur Sedalam 15 Meter

Dalam penjelasannya, Sandiaga juga menyatakan bahwa Indonesia takkan memperketat penjagaan dari pemerintah terhadap turis dari China.

Bahkan, turis dari China tersebut takkan diwajibkan untuk menunjukkan syarat hasil negatif tes PCR.

"Ini (syarat hasil negatif tes PCR) belum diberlakukan. Jadi kami akan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes)," tuturnya.

Baca Juga: Hari Amal Bhakti ke-77 Kemenag, Gubernur Bengkulu Rohidin Nyatakan Ini pada Kemenag

Covid-19 Jenis Baru Mengamuk di China

Saat ini di China sendiri sedang diamuk oleh dua virus Covid-19 Omicron jenis terbaru.

Mengutip data dari Antara pada Selasa, 3 Januari 2023, sekitar 80 persen kasus Covid-19 terbaru dari China saat ini merupakan hasil infeksi dari varian BA 5.2 dan BG.7.

Varian ini tergolong baru dari seluruh tipe Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum menentukan varian jenis apa ini, tetapi penyebarannya sedang diawasi secara ketat.

Baca Juga: Ungkap Kematian Pemilik Showroom Mobil Bekas yang Meninggal, Polisi Lakukan Ini  

China sendiri sudah memberlakukan kebijakan Zero-Covid alias masyarakat diminta untuk bisa hidup berdampingan dengan pandemi tersebut. Karenanya, pemerintah China sudah tak lagi melaporkan data mengenai korban Covid-19 kepada umum.

Tetapi, data korban Covid-19 China diunggah oleh John Hopkins University pada 3 Januari 2023.

Data menunjukkan kalau saat ini terjadi 164.182 kasus Covid-19 di China, salah satu yang paling tinggi sejak Februari-Maret 2022 dengan jumlah mencapai 448 ribu kasus.

Baca Juga: Ungkap Kematian Pemilik Showroom Mobil Bekas yang Meninggal, Polisi Lakukan Ini  

Data tersebut diikuti oleh angka kematian korban akibat Covid-19 yang disebutkan mencapai 407 orang meninggal dunia, tertinggi sejak 7-13 Maret 2022 dengan jumlah korban mencapai 1.990 orang.

Negara Lain Bersiap Tutup Pintu

Kebijakan ini membuat negara lain mempersiapkan skenario terburuk jika Covid-19 kembali mengganas di China.

Mereka sudah bersiap untuk melakukan pembatasan, bahkan mungkin menutup pintu mereka untuk turis Tiongkok.

Baca Juga: Wacananya Pemilu Kembali ke Proporsional Tertutup, PAN: Mayoritas Parpol Inginkan Pemilu Proporsional Terbuka

Kebijakan ini salah satunya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di Malaysia.

Menteri Kesehatan Dr Zaliha Mustafa dalam keterangannya siap untuk menanggapi Covid-19 China secara serius.

Ia menegaskan larangan kedatangan turis dari China akan segera diberlakukan jika memang diperlukan.

"Itu (larangan turis China) akan diterapkan jika memang perlu, tidak hanya pengunjung atau pelancong (warga Malaysia dan non-Malaysia) yang datang dari China, tetapi juga dari negara lain," ujar Zaliha dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Finishing Pemain Indonesia Buruk, Shin Tae-yong Kecewa Indonesia Cuma Menang Tipis atas Filipina

"Kementerian akan meningkatkan mteode untuk menahan penyebaran infeksi Covid-19 di negara tersebut, serta kesiapan untuk menghadapi kemungkinan peningkatan kasus epidemi," tuturnya lagi.

Senada dengan China, Amerika juga memperketat pengawasan kedatangan turis asing asal China.

Pada 5 Januari 2023 mendatang, Amerika Serikat akan mewajibkan hasil tes negatif Covid-19 terhadap seluruh masyarakat yang datang dari China.

Baca Juga: Bus DAMRI resmi beroperasi Rute Lebong - Curup PP dan Lebong - Bengkulu PP, Berikut Jadwal Perjalanannya

Tes harus dilakukan dua hari sebelum keberangkatan dari dan ke Amerika Serikat yang membuktikan penumpang tak tertular atau telah pulih dari Covid-19 selama 90 hari terakhir.***

Editor: Iman Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah