Trend Hoaks Selalu Meningkat, MAFINDO Ingatkan Masyarakat Agar Waspada di Tahun Politik

30 Agustus 2022, 21:25 WIB
Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO terpilih untuk masa jabatan 2022-2025/dok mafindo/ /

IKOBENGKULU.COM-Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) mengingatkan masyarakat bahwa hoaks, fitnah, dan hasutan akan muncul di tahun politik ini.

Pemilu 2024 tahapan sudah berjalan, waspadalah terhadap mereka yang membagikan konten yang mengandung hoaks, fitnah, dan hasutan.

Hal ini dibahas oleh MAFINDO pada Silatnas II yang berlangsung di Pakem, Sleman, DIY, Jumat hingga Minggu (26-28 Agustus 2022). Silatnas adalah forum diskusi tertinggi MAFINDO.

MAFINDO melihat tren pada Pemilu 2014 dan 2019 yang ditandai dengan polarisasi politik yang parah, diikuti dengan munculnya hoaks.

“Bahkan setelah pemilu selesai, sisa-sisa pemilu 2014 dan 2019 masih terlihat dan sampai saat ini belum selesai. Masyarakat terpecah-pecah,” kata Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO terpilih kembali untuk masa jabatan 2022-2025, pada Senin (29 Agustus 2022).

Selama Pemilu 2019, MAFINDO belum terbentuk. MAFINDO didirikan pada tahun 2016. Namun, saat itu kami melihat bahwa hoaks tersebar luas. Hoaks digunakan sebagai senjata konflik, muncul dalam bentuk informasi dan/atau kampanye hitam bermusuhan dengan tujuan menipu dan mengurangi peluang kemenangan lawan.

Baca Juga: Cegah Lansia jadi Korban Hoax, MAFINDO Bengkulu Lakukan Pelatihan Literasi Digital

Pada Pemilu 2019, sebelum pencoblosan hingga setelahnya, MAFINDO melihat hoaks, fitnah, dan hasutan semakin banyak muncul di pesan dan media sosial.

Berikut data hoaks yang dilacak MAFINDO selama 2018-2019.

-Hoax dalam setahun, tahun 2018 sebanyak 997 hoaks dan tahun 2019 sebanyak 1.221.
-Dalam sebulan, tahun 2018 sebanyak 83 hoaks dan tahun 2019 sebanyak 101 hoaks.
-Dalam sehari tahun 2018 2-3 hoaks dan tahun 2019 sebanyak 3-4 hoaks.

Berdasarkan data Litbang Mafindo, jenis Hoaks Pada Tahun Politik 2019 terbanyak hoaks politik 52,0 persen, hoaks isu agama 8,4 persen, hoaks kesehatan 7.0 persen, kriminalitas 5.8 persen, bencana 2.0 persen.

MAFINDO meyakini munculnya hoaks, khususnya tahun politik, berpotensi menimbulkan perpecahan sosial. Karena misinformasi atau misinformasi, masyarakat terpecah secara politik. Ini sangat berbahaya.

Pada umumnya hoaks pada tahun politik ini akan mengakibatkan:

• Kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilu menurun.
• Kualitas pemilu menurun karena hoaks dan fitnah.
• Merusak legitimasi pemilih. Hoaks dan fitnah mempengaruhi warga negara dalam pilihan mereka.
• Menghasut konflik sosial. Meningkatnya eskalasi dari ujaran kebencian, provokasi, hasutan dan propaganda hingga pelecehan dan penangkapan.
• Menjadi contoh dan panutan bagi pemilu lain di tingkat yang berbeda seperti pilkada.
• Pembagian dan polarisasi politik.

Baca Juga: Higgs Domino Island Termasuk Judi Online, Ini Penjelasan Polisi

MAFINDO bersama bagian masyarakat lainnya terus memantau hoaks yang berkembang di masyarakat kemudian mengklarifikasi dan menyanggah (kekeliruan) tersebut agar masyarakat tidak mengkonsumsi informasi yang tidak benar.

MAFINDO bekerja sama dengan jurnalis, media dan organisasi berita untuk mengembangkan www.cekfact.com sebagai platform untuk mengekspos konten hoaks.

MAFINDO juga melakukan serangkaian sanggahan hoaks, antara lain hoaks pemilu dan politik yang diunggah ke forum Facebook Anti-Pencemaran Nama Baik, Hasut dan Hoaks, kemudian https://turnbackhoax.id/, serta Alat Pembasmi Hoaks (HBT) aplikasi di PlayStore dan AppStore. Bahkan MAFINDO, bersama dengan organisasi berita, secara rutin memeriksa fakta selama kampanye pemilu.

Menghadapi tahun politik 2024, MAFINDO Silatnas telah mengambil beberapa keputusan strategis. Termasuk pengesahan kode etik dan kode etik bagi anggota dan relawan MAFINDO.

Peraturan mengukuhkan MAFINDO sebagai asosiasi sukarela yang independen dan netral. Hoaks yang dibantah MAFINDO bukan atas dasar keuntungan politik, melainkan atas pandangan bahwa informasi tersebut salah dan tidak benar.

“Anggota dan relawan MAFINDO mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kami berdiri untuk keadilan, bukan dengan kelompok atau kelompok tertentu dan untuk orang, keadilan dan kebenaran,” kata Septiaji, mengutip bagian dari Kode Etik dan Perilaku Hak Asasi Manusia untuk Anggota dan relawan MAFINDO.

Jika ada anggota atau relawan yang bergabung atau menjadi tim sukses dalam tantangan politik, orang tersebut harus istirahat atau tidak aktif dari kegiatan MAFINDO.

Silatnas II dihadiri oleh para Pendiri, Presidium, Pembina dan Koordinator Wilayah dari beberapa daerah. Salah satu pendiri MAFINDO, Harry Sufehmi, mengatakan bahwa MAFINDO berawal dari sebuah grup diskusi di forum Facebook Anti Fitnah, Hasut dan Hoax pada tahun 2015.

Baca Juga: Horee..! Kemendikbudristek Pastikan Guru Non Sertifikasi juga Dapat Tunjangan Penghasilan

Kemudian semangat juang fitnah, rayuan dan Cyber-fraud telah berubah menjadi gerakan sosial . Terakhir, pada tahun 2016, ia dan beberapa pihak mendirikan asosiasi MAFINDO sebagai gerakan sosial.

Inggris tidak menyangka gerakan dalam bentuk asosiasi ini berkembang seperti sekarang ini, dengan 1.000 relawan, 27 koordinator regional dan mitra di dalam dan luar negeri.

Saat ini, MAFINDO adalah anggota International Fact Checking Network (IFCN).

Harry mengatakan, Silatnas II mendorong keputusan MAFINDO untuk mengoptimalkan perannya dalam memerangi hoaks dan fitnah dengan melakukan peremajaan atau peremajaan MAFINDO.

Silatnas II Sleman DIY juga memilih presidium baru yaitu Septiaji Eko Nugroho (Yogyakarta), Jumrana (Kendari), Mark Ufie (Ambon), Syifaul Arifin (Solo) dan Puji F. Susanti, Loina Lalolo Krina Warin - angin, dan Heni Mulyati (Jakarta). ***

Editor: Iyud Dwi Mursito

Tags

Terkini

Terpopuler