Butuh Perhatian, Bayi Gizi Buruk dan Stunting Lahir di Kota Bengkulu

- 17 Mei 2023, 09:43 WIB
Bayi Gizi Buruk dan Stunting Terjadi Lahir di Kota Bengkulu
Bayi Gizi Buruk dan Stunting Terjadi Lahir di Kota Bengkulu /


IKOBENGKULU.COM - Kota Bengkulu dikenal keberhasilannya dalam penanganan kasus stunting dan gizi buruk. Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022 mampu menekan prevalensi hingga 12,9 persen yang jauh menukik dari 22,2 persen.

Ironisnya, masih terdapat warga di Kota Bengkulu lahir dengan status gizi buruk dan stunting. Hal itu dialami keluarga di Jalan Selatan 3 RT 25 RW.01 Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu.

Bayi yang bernama Achmad Syamsir Azzam anak pertama dari pasangan Wahyudin Saputra (13) tahun dan Sapira Ayu Dekri (13) lahir pada 29-Januari-2023. Bayi baru berumur tiga bulan lebih itu lahir dengan berat badan 1.700 gram dengan panjang badan hanya 44 cm. Kondisi tersebut jauh dari ideal bayi lahir sehat alias normal.

Salah seorang keluarga orang tua bayi, Marwan Suparsi (45), kepada wartawan menyampaikan bahwa, Achmad Syamsir Azzam salah satu warga Kota Bengkulu lahir dari keluarga serba kekurangan baik ekonomi maupun mental. Kedua orangtua dari bayi yang berpotensi stunting tersebut mengalami cacat mental. Yang tengah mengenyam pendidikan di salah satu sekolah khusus bagi anak cacat mental di Kota Bengkulu.

Baca Juga: Manfaat dan Persiapan Lansia Tangguh: Potensi dan Program Ketahanan Keluarga di Provinsi Bengkulu

" Azzam, lahir mendapat pertolongan di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bengkulu, kondisi kesehatan kurang ideal dengan berat dan panjang badan rendah. Dengan kondisi tersebut Azzam ditangani pihak fasilitas kesehatan secara tidak maksimal, setelah sehari, bayi kekurangan gizi itu dipulangkan akibat kekurang biaya, " kata Marwan Suparsi kepada wartawan via celuler di Bengkulu, Rabu, (17/5/23)

Ia menyayangkan terhadap kasus yang menimpa keluarga kurang mampu itu. Baik terhadap pihak sekolah yang terkesan tutup mata atas kedua siswanya yang baru belia mengalami pernikahan usia anak. Tak hanya itu kekecewaan juga dirasakannya pada pihak rumah sakit yang telah pulangkan korban ke rumah yang disebabkan tidak memiliki biaya perawatan kesehatan, ujar Marwan.

Saat ini, kesehatan bayi Azzam belum membaik dari kondisi awal dengan kekurangan gizi dan cukup memprihatinkan. " Kami hanya menunggu empati dari pemerintah Kota Bengkulu yang telah menggaungkan program penanganan dan pencegahan stunting dan gizi buruk untuk mengulurkan kepedulian terhadap keluarga yang membutuhkan, harap Marwan.

Secara terpisah, Koordinator Program Manager (KPM) Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penurunan Stunting (P2S) Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi mengatakan bahwa gizi buruk belum tentu stunting. Dan standar stunting itu dengan panjang bandan yang berdasarkan umur. "Bayi dengan umur 3 bulan itu normalnya panjang badan 48 cm dengan berat badan 2.500 gram".

Halaman:

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x