Percepat Penurunan Angka Stunting dengan Merubah Prilaku Masyarakat di Bengkulu

- 17 September 2022, 00:06 WIB
Percepat Penurunan Angka Stunting dengan Merubah Prilaku Masyarakat di Bengkulu/Idris/
Percepat Penurunan Angka Stunting dengan Merubah Prilaku Masyarakat di Bengkulu/Idris/ /


IKOBENGKULU.COM - Penurunan angka stunting di Bengkulu terus menjadi perhatian pemerintah. Penurunan stunting menjadi target utama dengan berbagai upaya yang dilakukan.
Pemerntah terus berupaya untuk merubah perilaku keluarga dan masyarakat untuk mengurangi stunting di Bengkulu.

Beberapa langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting antara lain memeriksakan kesehatan bagi calon pengantin.
Berikutnya mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi seimbang, pemberian air susu eksklusif (ASI), imunisasi.

Tersedianya sanitasi dan air bersih dan tidak kalah penting adalah edukasi bagi masyarakat. Perubahan perilaku pada masyarakat merupakan kunci sukses dalam menurunkan angka kasus stunting. Untuk merubah perilaku itu perlu adanya intervensi komunikasi perubahan perilaku itu.

Hal tersebut juga ditegaskan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Elva Hartati, S.IP., M.M pada kampanye percepatan penurunan stunting di wilayah kampung keluarga berkualitas (KB) di Kelurahan Sumur Desa Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Jumat, 16 September 2022.

Tampak hadir dalam kampanye program penurunan stunting Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu Ir. Arif Gunadi., M.Si, Kepala Bappeda Kota Bengkulu, OPD KB Kota Bengkulu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ir. Rusman Efendi., M.M beserta beberapa pejabat di lingkupnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Indonesia U-19 vs Hongkong U-19

Dikatakan Elva, intervensi perubahan perilaku adalah kegiatan yang strategis agar dilakukan untuk membantu mengurangi perilaku berisiko dan rentan terhadap stunting. Perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci keberhasilan pencegahan stunting, tegas Elva.

Perubahan itu mulai menggeser kebiasaan hidup dengan lingkungan sehat, makan bergizi seimbang, sebab masalah stunting masalah intergenerasi. Karena, kualitas kehidupan sekarang ditentukan oleh kehidupan sebelumnya.

Remaja yang mengalami gizi kurang dimasa kecilnya atau berperilaku makan yang kurang bergizi. Jika hal ini terus berlanjut hingga menikah dan kemudian hamil, maka mereka akan sangat berisiko melahirkan bayi stunting.

Ditempat yang sama Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu menyampaikan bahwa kontribusi perilaku bahkan mencapai 30 persen dari keseluruhan faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus stunting di Indonesia.

Halaman:

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x