"Pelatih Arema dan manajer tim mendekati tribun timur dan meminta maaf kepada para pendukung. Di sisi lain, ada satu pendukung dari selatan yang nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Tampaknya mendorong dan mengkritik mereka," tulisnya
Pendukung lainnya tampak mengikuti masuk ke lapangan. John Alfaarizie dari Arema FC sempat menenagkan fans.
"Kemudian beberapa orang datang untuk mengungkapkan kekecewaannya kepada para pemain Arema, Anda bisa melihat bahwa John Alfarize mencoba memberikan pengertian kepada ini unsur-unsur itu," jelasnya.
Dengan bertambahnya jumlah suporter yang datang ke lapangan dan kondisi yang tidak mendukung, lanjut Rezqi, petugas beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah suporter di lapangan.
"Gas air mata ditembakkan. Pada puluhan pendukung yang tak terhitung jumlahnya, setiap sudut lapangan dikelilingi oleh gas air mata. Ada juga yang menembak langsung di tribun, yaitu di tribun ke-10,” jelasnya.
Tembakan gas air mata ke arah suporter semakin membuat panik. Apalagi kondisi Stadion Kanjuruhan saat itu sedang hujan deras dan udara lembab.
Baca Juga: Mantan Pelatih Timnas Indonesia Luis Milla Ungkapkan Ini Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan
"Panik oleh air mata, para pendukung semakin membuat kekacauan di tribun, berlari ke pintu keluar, tetapi sayangnya pintu keluar sudah penuh, karena pendukung panik karena gas air mata," katanya.
Penonton, yang juga terdiri dari anak-anak dan perempuan, menderita dan menjadi korban jiwa.
Keluarga Iqbbbbaal sangat berduka. Dalam tweetnya, Iqbbbbaall menyebut hilangnya tiga keponakan karena gas air mata.
“3 keponakan saya seusia smp dan sma meninggal akibat insiden di kanjuruhan semalam. Siapapun kalian yang menembakkan gas air mata semalam, kalian adalah pembunuh!” tulisnya.
Tweet tersebut mendapat banyak tanggapan dari warganet. Kebanyakan dari mereka mendoakan saudara-saudara yang menjadi korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.