Anggota DPR RI Muhamad Saleh Pastikan Madrasah Tidak Dihapus dari RUU Sisdiknas

17 September 2022, 11:11 WIB
Anggota DPR RI Muhamad Saleh Menyampaikan Materi Dalam acara Ngobrol Pendidikan Islam /Buyono/IKOBENGKULU.COM

IKOBENGKULU.COM - Anggota Komisi 8 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) H. Muhamad Saleh menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial tentang madrasah akan dihapus dari rancangan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) itu tidaklah benar atau hoaks.

Hal ini dikatakannya saat menjadi pemateri dalam acara Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama Rejang Lebong, pada hari Sabtu, 17 September 2022.

"Informasi masdrasah akan dihapus dari RUU Sisdiknas itu tidak benar, itu hoaks jadi jangan terprovokasi. Karena sudah saya pastikan di DPR RI bahwa informasi itu tidak benar," ungkap Saleh.

Karena menurut politisi Partai Golkar itu, madrasah memiliki peranan yang sangat penting untuk pendidikan nasional.

Selain itu, perhatian pemerintah untuk pendidikan islam juga sangat besar. Tergambar dari anggaran sebesar 85 persen dari anggaran di Kemenag untuk pendidikan islam.

Baca Juga: Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

"Peran madrasah ini sangat besar untuk pendidikan di Indonesia. Sekarang sudah banyak yang menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis agama atau pondok pesantren," paparnya.

Saleh berharap kedepan peranan pendidikan islam dalam pendidikan nasional bisa terus di tingkatkan.

Sementara itu, Kepala Kementrian Agama Kabupaten Rejang Lebong Dr. H. Nopian Gustari mengatakan kegiatan ini diadakan bertujuan untuk membahas seputar impelementasi kurikulum merdeka belajar pada madrasah.

Selain itu juga membahas mengenai moderasi beragama dan pola pengajaran yang efektif di madrasah.

"Orang agama tidak boleh alergi dengan pendidikan agama. Pola pendidikan kita akan mempengaruhi hasil dari pendidikan itu sendiri," ungkap Nopian.

Baca Juga: Ribuan Warga Korban Banjir di Bengkulu Dapat Bantuan Sembako dari Anggota DPR RI

Kepala Kemenag termuda se-Indonesia itu menambahkan, dalam proses pendidikan membutuhkan kreatifitas dan inovasi. Namun tetap mengedepankan akhlak mulia.

"Inovasi dalam pendidikan sangat diperlukan dalam pola pendidikan islam. Sehingga nantinya mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita inginkan, berakhlak mulia dan memahami agama secara moderat," pungkasnya.

Dalam kegiatan ini juga menghadirkan pemateri dari perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) Ngadri Yusro, perwakilan Muhamadiyah Lukman Asha dan Kasatgas Wilayah Densus 88 Anti Teror Polri Wilayah Bengkulu Kombes Pol Imam Subandi. Dengan peserta dari tenaga pengajar madrasah, organisasi kemasyarakatan, perwakilan pondok pesantren hingga perwakilan media massa. ***

Editor: Buyono

Tags

Terkini

Terpopuler