Mengenal Sosok Prof. Abdullah Siddik, Sang Diplomat Ulung Kepercayaan Soekarno dari Bengkulu

- 26 Oktober 2022, 16:26 WIB
Kakek artis Ashanty, Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, bersama Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno
Kakek artis Ashanty, Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, bersama Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno /

"Karena dedikasinya yang sangat tinggi ketika mengemban amanah, pada tahun 1947 beliau ditunjuk oleh Hatta selaku Kepala Pemerintahan Sumatera, sebagai Wakil Gubernur Sumatera," ungkap Gangsar.

Dia melanjutkan, pada tahun 1948 Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, SH diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, Ir Soekarno menjadi Pemimpin Sekretariat Pusat di Bukittinggi.

Baca Juga: Kabar Baik, Visa Umrah Haji Jemaah Indonesia Berlaku 90 Hari

Kemudian, pada tahun 1950 dia diangkat sebagai Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir. Lalu tahun 1951, diangkat sebagai Wakil Duta Besar dan Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Philipina, 1955 diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Thailand dan 1957, diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Burma (Nyanmar).

"Beliau juga pernah memimpin delegasi Indonesia pada konferensi UNECAFE (United Nations Economic Commission for Asia and the Far East)," cerita Gangsar kepada Ikobengkulu.com.

Di samping itu, Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, SH juga turut berperan dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1947 beliau diangkat menjadi Rektor Akademi Pamongpraja dan Administrasi di Bukittinggi.

Pada tahun 1961 Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, SH diangkat sebagai Rektor pertama Universitas Ibn Khaldun di Bogor. Pada tahun 1963, mengajar mata kuliah Islamologi di Institute Pertanian Bogor (IPB) dan 1972 hingga 1978 beliau mengajar di Fakultas Hukum University of Malaya di Kuala Lumpur.

Baca Juga: Doakan Bangsa dan Negara, 15 Ribu Jemaah Thoriqoh Naqsabandiyah akan Hadiri Zikir Akbar di Bengkulu

Pada ketiga Perguruan Tinggi tersebut, beliau memberikan kuliah Hukum Adat dan Hukum Islam. Sebelum itu, pada tahun 1969 sampai 1972 beliau mengadakan riset mengena Islam di antaranya di Mekah dan Madina selama satu tahun dan di Institute of Islamic Studies of MacGill University di Montreal, Canada.

Sebagai seorang tokoh yang multi talenta, baik sebagai pakar hukum, pemerintahan dan pendidikan, sudah banyak pula karya ilmiah yang ditulis Prof. Dr. H. Abdullah Siddik, SH dan hingga kini masih dibaca dan menjadi rujukan di berbagai Perguruan Tinggi.

Halaman:

Editor: Iman Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x