Tersangka Pemalsuan STNK dan BPKB Sebut Keamanan Pemerintah Masih Lemah

IKOBENGKULU.COM - Tersangka tindak pidana pemalsuan surat menyurat kendaraan bermotor berupa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) berinisial Me (34) yang ditangkap anggota Satreskrim Polres Rejang Lebong menyalahkan Pemerintah Indonesia karena sistem keamanan yang menurutnya lemah.

"Saya melihat yang aslinya untuk membuat yang palsu ini, kemudian saya amati dan saya tiru. Jadi ini kelemahan dari pemerintah kita, sistem keamananya lemah sehingga mudah ditiru," ungkap Me saat jumpa pers di Mapolres Rejang Lebong, Rabu 5 Oktober 2022.

Untuk membuat satu BPKB dan STNK itu menurut Me hanya membutuhkan waktu 3 jam saja. Pembuatan surat menyurat kendaraan palsu tersebut menurutnya sesuai dengan pesanan yang ada.

Sejauh ini pesanan yang masuk semuanya dari luar Bengkulu, mayoritas dari Pulau Jawa. Dengan harga sangat bervariatif, tergantung dengan type dan tahun pembuatan kendaraan tersebut.

Baca Juga: Pelaku Pemalsuan Ditangkap Polisi, Kenali Perbedaan STNK Asli dan Palsu

Semakin baru sebuah kendaraan maka semakin mahal juga harga surat menyuratnya.

"Kalau harga tergantung tahun kendaraannya banga, kalau untuk STNK mulai dari Rp 300 ribu sampai dengan Rp 1 juta. Sedangkan BPKB mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 3 juta," tukasnya.

Tersangka sendiri baru sekitar 5 bulan berada di Rejang Lebong dengan menyewa sebuah rumah di Jalan Gajah Mada Kelurahan Air Rambai Kecamatan Curup.

"Rencananya disini mau 1 tahun, baru kemudian pindah lagi. Sebenarnya kalau tempat tinggal ini tidak ada pengaruhnya ke penjualan. Karena saya menjualnya juga online, dan semuanya dari pulai Jawa," tutup Me.

Kini Me telah ditahan di sel tahanan Mapolres Rejang Lebong untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. ***