Dia menambahan, juga berbagi tentang beberapa kerja sama yang dilakukan oleh Mafindo Bengkulu dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah dan institusi pendidikan.
"Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi banjir informasi," ujarnya.
Sebelum acara berakhir, kedua narasumber memberikan tips untuk mencegah penyebaran hoaks. Gushevinaltti menyarankan, "Selalu gunakan logika sehat kita. Jika suatu informasi terdengar terlalu luar biasa atau tidak masuk akal, kemungkinan besar itu hoaks, " kata Gushevilanti.
Menurutnya, "Membangun jaringan dengan komunitas atau organisasi yang memiliki visi yang sama dalam melawan hoaks juga penting. Dengan bersama-sama, kita bisa lebih kuat dalam melawan penyebaran informasi palsu."
Siaran tersebut mendapat respons positif dari masyarakat Bengkulu. Banyak pendengar yang mengapresiasi upaya Mafindo dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi informasi di era digital.
Acara tersebut diharapkan bisa menjadi titik balik bagi masyarakat Bengkulu untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi. ***