Kejar Target Penurunan Stunting, TPPS Diminta Fokus Kerja Sasar Target, Terutama Daerah T 3

- 17 Februari 2023, 03:09 WIB
Wagub Bengkulu Dr Rosjonsyah,  Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Republik Indonesia, Nopian Andusti, dan Program Manager Satuan Tugas Stunting Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi, saat konfrensi pers,   di Mercure Hotel, Kamis (17/2/2023)
Wagub Bengkulu Dr Rosjonsyah, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Republik Indonesia, Nopian Andusti, dan Program Manager Satuan Tugas Stunting Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi, saat konfrensi pers, di Mercure Hotel, Kamis (17/2/2023) /

 

IKOBENGKULU.COM - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Bengkulu diminta agar fokus dalam penurunan kasus stunting dan tak menjadikan agenda politik Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 sebuah kendala. Sebab, target penurunan stunting hingga 12,55% pada tahun 2024 nanti untuk Provinsi Bengkulu.

Target ini meningkat dari penurunan angka prevalensi stunting dari 22,1 menjadi 19,8 atau sebesar 2,3% tahun 2022.

Hal ini disampaikan Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Republik Indonesia, Nopian Andusti saat membuka Rakerda Program Pembangunan keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tingkat Provinsi Bengkulu, di Mercure Hotel, Kamis (17/2/2023)

Kemudian pihaknya juga meminta TPPS fokus menyasar dan mengedukasi masyarakat terhadap program Bangga Kencana dan penurunan stunting di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (T3).

"Setahun jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak Tahun 2024, Pemerintah memastikan fokus penanganan kasus stunting di daerah di Provinsi Bengkulu akan berlanjut," kata Deputi usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Bengkulu, Kamis (16/2/23).

Andusti menegaskan persoalan politik terus berjalan, agenda politik silahkan berlangsung, tetapi program akan tetap dijalankan secara profesional dan terprogram.

"Kita melihat itu bukanlah sebuah kendala, tetap terus melaju, karena ini menyangkut urusan negara. Karena program Bangga Kencana ini adalah program pembangunan keluarga yang salah satunya adalah program penanaman stunting. Ini menyangkut pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas," tegasnya.

Baca Juga: Rakernas 2023 BKKBN untuk Meningkatkan Sinergitas dan Kolaborasi

Pada penanganan stunting di daerah T3 menurutnya tidak menemui kendala, dan justru menjadi fokus perhatian ketimbang di wilayah yang memiliki topografi penduduknya tinggi.

"Semuanya mudah dijangkau, secara geografis Bengkulu masih bisa dilalui, paling-paling hanya Pulau Enggano dan itu hanya satu, bukan menjadi masalah dari pada di daerah dengan jumlah penduduk tinggi," kata dia.

Menurutnya keadaan Pemilu maupun wilayah jangkauan TPPS bukan sebuah masalah bagi penyuluh Bangga Kencana di daerah.

Mengingat penanganan stunting pada program Bangga Kencana sendiri digarap secara gotong-rotong dari mulai lingkup pemerintahan daerah hingga Pemerintah desa. Selain itu keberadaan Pentahelix atau adanya wartawan program penyebarluasan informasi dapat diakses ke penjuru daerah.

"Banyak keluarga itu takut dan tidak mengerti untuk mencegah stunting, tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya, sehingga dengan adanya peran pers, informasi visual maupun tulisan bisa cepat sampai. Wartawan sebagai agen perubahan perilaku," sampainya.

Andusti menekankan salah satu upaya pencegahan stunting adalah dimulai dari usia pernikahan, yakni dimulai pada umur 21-25 tahun bagi wanita.

"Kemudian harus melakukan pemantauan kesehatan, dengan melakukan pemeriksaan sebelum menikah lingkar lengan masih 3,5 atau masih kurus maka harus makan makanan yang bergizi," jelas Andusti.

"Kemudian ketika HB-nya masuk kategori anemia, kasih obat tambah darah waktu hamil. Dan bila semua sudah dilalui namun belum mencapai tujuan batas sehat perempuan untuk melahirkan, maka harus ditunda dulu dengan cara ber-KB," pintanya.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stuntuing (TPPS) yang juga Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu Dr Rosjonsyah, meminta lima kabupaten yang angka stuntingnya tinggi untuk belajar ke Kota Bengkulu, cara menurunkan angka stunting.

Lima kabupaten yang angka stuntingnya tinggi, yaitu Kabupaten Kepahiang sebesar 24,9 persen dari sebelumnya sebesar 22,9 persen, Bengkulu Selatan meningkat menjadi 23,2 persen dari 20,8 persen.

Berikutnya Bengkulu Utara dari 20,7 persen meningkat hingga 22,8 persen, Kabupaten Mukomuko meningkat sebesar 22,3 persen dari SSGI 2021 yang merilis sebesar 22,2 persen dan mirisnya di Kabupaten Kaur meningkat dari 11,3 persen meningkat tajam hingga pada angka 12,4 persen.

"Kota Bengkulu ini luar biasa, prevalensi penurunan angka stunting ini, mungkin terbaik, tidak hanya di Bengkulu, tapi juga nasional. Saya minta kabupaten-kabupaten yang masih tinggi stuntingnya ini belajar ke Kota Bengkulu," kata Wagub.'

Baca Juga: Rakernas BKKBN 2023, Hasto: Evaluasi dan Strategi Percepatan Penurunan Stunting 2023

Ia juga meminta kabupaten yang stuntingnya masih tinggi agar tetap mengoptimalkan kinerja penurunan dan pencegahannya. "Banyak turun ke lapangan, jalankan program, berdayakan kader-kader yang sudah dibentuk," kata Ronsjonsyah.

Sementara itu disampaikan Program Manager Satuan Tugas Stunting Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi, keberhasilan daerah dalam menekan kasus yang diakibatkan kekurangan gizi kronis tersebut mencapai 19,8 persen dari target 18,86 persen di tahun 2022.

"Hal ini masih menjadi catatan mengingat target kedepan, angka stunting harus tuntas 12 persen di 2024," terangnya.

Ia juga meminta agar lima kabupaten di Provinsi Bengkulu yang angka stuntingnya masih tinggi agar tetap mengoptimalkan kinerja penurunan dan pencegahannya.

Kelima daerah yang dimaksud terjadi di Kabupaten Kepahiang sebesar 24,9 persen dari sebelumnya sebesar 22,9 persen, Bengkulu Selatan meningkat menjadi 23,2 persen dari 20,8 persen.

Lalu di Kabupaten Bengkulu Utara dari 20,7 persen meningkat hingga 22,8 persen, Kabupaten Mukomuko meningkat sebesar 22,3 persen dari SSGI 2021 yang merilis sebesar 22,2 persen dan mirisnya di Kabupaten Kaur meningkat dari 11,3 persen meningkat tajam hingga pada angka 12,4 persen.

"Silahkan rekan-rekan TPPS agar dapat memfokuskan sasaran di daerah pelosok maupun wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi," demikian Yusran. ***

 

 

 

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah