Aplikasi El-Simil Penting Untuk menurungkan Stunting, Pemanfaatan Harus Dimaksimalkan

- 24 November 2022, 20:02 WIB
Wakil Gubernur Bengkulu H Rosjonsyah, melakukan monitoring dan evaluasi Percepatan Penurunan Stunting (P2S) di Kabupaten Bengkulu Utara, Rabu, 23 November 2022.
Wakil Gubernur Bengkulu H Rosjonsyah, melakukan monitoring dan evaluasi Percepatan Penurunan Stunting (P2S) di Kabupaten Bengkulu Utara, Rabu, 23 November 2022. /

IKOBENGKULU.COM - Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (El-Simil) sebagai salah satu upaya penanganan stunting melalui intervensi sensitif dari sektor hulu.Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang juga Wakil Gubernur Bengkulu H Rosjonsyah, melakukan monitoring dan evaluasi Percepatan Penurunan Stunting (P2S) di Kabupaten Bengkulu Utara, Rabu, 23 November 2022.

Pada Monev P2S tersebut Wagub hadir bersama Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., MM dan sejumlah pejabat di lingkup BKKBN.

Ketua TPPS Kabupaten Bengkulu Utara Ari Septia Adinata, SE.,M.AP hadir di tengah ratusan peserta monev bersama pejabat pemkab dan mitra seperti Kemenag Bengkulu Utara. Peserta monev di antaranya TPPS kecamatan dan desa serta TPK desa lokus stunting di Bengkulu Utara.

Wagub dalam sambutannya menyampaikan bahwa evaluasi pemanfaatan elsimil guna mengetahui pemahaman kader TPK terhadap aplikasi tersebut. Sehingga nantinya mampu memberikan pendampingan yang maksimal.

"Elsimil salah satu upaya penanganan stunting melalui intervensi sensitif dari sektor hulu, " ujar Wagub Rosjonsyah.

Ia menambahkan, pencegahan stunting dari hulu, kata Wagub, berupa penyiapan generasi yang kuat untuk menjadi pewaris penerus pembangunan.

GenRe sebagai bagian dari BKKBN agar menghindari masalah yang dapat menurunkan kualitas SDM, yaitu narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza).

Baca Juga: Cegah Peredaran Narkoba, Pegawai dan Tahanan Rutan Malabero Bengkulu Dites Urine

Untuk mencegah stunting harus dilakukan secara konvergensi yang dituangkan dalam perpres 72/2021 tentang percepatan penurunan stunting.

Sementara itu dalam sambutannya, Wakil Bupati Bengkulu Utara Ari Septia Adinata menyebutkan bahwa penanganan stunting oleh pemerintah telah dilakukan sejak 2013 lalu, melalui pemberian gizi kepada anak penderita stunting. Hal yang sama telah diimplementasikan di Kabupaten Bengkulu Utara.

"Pertama, pemerintah pusat menginstruksikan kepada daerah yang termasuk dalam lokus stunting untuk mengurangi prevalensi stunting. Melalui peraturan presiden nomor 42 tahun 2013 pemerintah telah memberikan rambu-rambu dan strategi untuk pencapaian penurunan Stunting melalui gerakan nasional percepatan perbaikan gizi pada anak" katanya.

Pada 2021 lalu, sebut Ari, pemerintah pusat telah mengubah strategi penurunan stunting melalui strategi nasional percepatan penurunan stunting yaitu yang terbagi dalam intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

Dimana pada tahun 2022 ini pemerintah lebih menekankan kepada peningkatan kualitas penyiapan kehidupan keluarga yang masuk dalam katagori intervensi spesifik, sedangkan intervensi sensitif yang ditangani oleh multi sektor bertujuan untuk mendukung intervensi spesifik, sebut Ari.

"Intervensi spesifik yang merupakan salah satu tujuan strategi nasional dalam program percepatan penurunan stunting, dimana sifatnya adalah pencegahan dimulai dari sebuah keluarga," katanya.

Maka yang menjadi target pemerintah daerah bengkulu Utara dalam rangka mendukung kebijakan pusat adalah seluruh keluarga yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah 290.090 keluarga yang tersebar di 220 desa dan kelurahan.

Masih Ari, pemerintah daerah kabupaten itu telah memulai intervensi terhadap 53 desa lokus stunting, baik itu lokus stunting yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten yang perlu evaluasi pelaksanaannya.

Ia minta kepada pemerintah desa untuk menekan kasus dan potensi stunting dimulai dari desa. Melalui peningkatan pangan lokal guna memenuhi asupan gizi. Dengan membuat kebijakan pengalokasian Dana Desa (DD) oleh sejumlah pemerintah desa.

Perlu kami sampaikan bahwa untuk tahun 2023 kita telah menetapkan lokus upaya penurunan dan pencegahan stunting yang tersebar di 9 kecamatan dan 15 desa. Lokus ini menjadi tanggungjawab kita untuk dapat membangun kembali dalam bentuk program kegiatan yang telah kita susun dalam rencana kerja pemerintah daerah tahun 2023, demikian Wabup Ari Septia Adinata.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu ditempat yang sama menyebutkan, pelaksanaan program penurunan stunting itu mulai dari pemetaan potensi risiko kasus stunting. Kasus stunting di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 20,7 persen (SSGI-2021) dan terdapat keluarga berisiko stunting sebanyak 42.570 keluarga.

Melalui monev TPPS dan pemanfaatan elsimil bagi kader dan TPPS daerah diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan peran pendampingan kader dalam mengunakan aplikasi esimil dan Google Form.

Dikatakan Rusman, dalam penurunan stunting perlu dilakukan melalui tiga pendekatan dengan intervensi sensitif dari sektor hulu, dimana pendekatan pada kelompok remaja, ibu hamil dan pasca melahirkan.

"Kita bersama TPPS Provinsi Bengkulu akan secara maraton untuk mengevaluasi pemanfaatan aplikasi elsimil dan Google Form di TPPS kabupaten dan kota. Saat ini telah dilakukan di empat wilayah yaitu Kabupaten, Kaur, Seluma, Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara, rinci Rusman.

Koordinator Program Manager Satgas Stunting BKKBN Provinsi Bengkulu Yusran Fauzi mengatakan bahwa pemahaman kader TPK terhadap aplikasi elsimil maupun Google Form cukup baik dalam pendampingannya namun masih perlu ditingkatkan pendampingan kader kepada keluarga berisiko stunting.

"Kader TPK telah cukup mengerti dan paham penggunaan aplikasi tersebut, namun untuk mempercepat hasil intervensi stunting perlu ditingkatkan pendampingan terhadap keluarga - keluarga yang berpotensi berisiko stunting," kata Yusran. **

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x