IKOBENGKULU.COM - Anthony Sanchez, yang dieksekusi hari ini di usia 44 tahun, menegaskan tak bersalah hingga napas terakhirnya, menyatakan "Saya tidak membunuh siapa pun," saat menerima suntikan mati.
Sanchez dihukum mati atas pembunuhan Juli Busken, seorang mahasiswa tari dari University of Oklahoma, pada tahun 1996. Kasus ini belum terpecahkan selama bertahun-tahun hingga bukti DNA menunjukkan keterlibatannya.
Kontroversi Mengelilingi Eksekusi
Sanchez telah lama membantah tuduhan terhadapnya, mengklaim bukti DNA adalah "palsu" dan "direkayasa." Aktivis dan kelompok hak asasi manusia juga meragukan kredibilitas bukti DNA, dengan mengutip pengakuan dari almarhum ayahnya yang dikatakan mengaku pada kejahatan itu.
Meskipun begitu, Sanchez memilih untuk tidak mencari grasi, dengan alasan ia telah melihat banyak narapidana mendapat dan ditolak grasi, dan merasa tidak mungkin akan diberikan pada kasusnya.
Detik-detik Terakhir di Penjara Negeri Oklahoma
"Saya tak bersalah. Saya tidak membunuh siapa pun," kata Sanchez saat ia terikat di meja eksekusi di Penjara Negeri Oklahoma di McAlester.
Baca Juga: Banjir Dahsyat Derna: Keruntuhan Bendungan Sebabkan 11.300 Tewas di Libya
Ia dinyatakan meninggal pada pukul 10.19 pagi setelah disuntik dengan tiga jenis obat yang mematikan. Sebelum kematiannya, Sanchez mengkritik pengacara sebelumnya dan menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang mendukungnya.
Detail Vonis
Sanchez dinyatakan bersalah telah menculik, memperkosa, dan membunuh Juli Busken pada tahun 1996. Busken ditemukan di dekat Danau Stanley Draper di Oklahoma City, terikat dan ditembak di kepala. Uji DNA menyebabkan penangkapan Sanchez dan hukuman mati yang dijatuhkan padanya pada tahun 2006.
Keluarga Menemukan Kepenatan
Meskipun tidak ada anggota keluarga Busken yang menghadiri eksekusi, Jaksa Agung Oklahoma Gentner Drummond menyatakan bahwa mereka telah "menemukan kepenatan dan kedamaian" setelah 26 tahun, sembilan bulan, dan sehari sejak kematian Busken.
Debat Berlanjut Mengenai Bukti DNA
Masih ada pertanyaan mengenai keabsahan bukti DNA yang digunakan dalam vonis Sanchez. Seorang investigator pribadi, yang dipekerjakan oleh kelompok anti-hukuman mati, berpendapat bahwa sampel DNA bisa saja terkontaminasi dan salah dinilai oleh teknisi lab yang kurang berpengalaman.