Mengunjungi Rumah Kakek Buyut Artis Ashanty di Pasar Tengah Curup Rejang Lebong, Konstruksi Masih Asli

- 5 Oktober 2022, 11:22 WIB
Rumah Kakek Buyut Ashanty di kawasan Pasar Tengah Curup, Rejang Lebong Provinsi Bengkulu
Rumah Kakek Buyut Ashanty di kawasan Pasar Tengah Curup, Rejang Lebong Provinsi Bengkulu /Ikobengkulu.com/Iman Kurniawan/

IKOBENGKULU.COM - Siapa yang tak mengenal artis papan atas Ashanty, seorang penyanyi sekaligus istri dari penyanyi Anang Hermansyah.

Namun, tak banyak yang tahu jika Ashanty merupakan artis keturunan Bengkulu dan berdarah bangsawan. Dia adalah cucu dari Prof. KH. Abdullah Siddik, tokoh kelahiran Muara Aman, kepercayaan Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Masa-masa kecil kakek Ashanty, KH. Adullah Siddik dihabiskan di kota kecil, Curup Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. KH. Abdullah Siddik tinggal bersama kedua orang tuanya, H. Moehammad Saleh dan Mastipa di Pasar Tengah Curup, Rejang Lebong.

Baca Juga: Inter Milan vs Barcelona: Begini Kondisi Kedua Tim, Berada pada Situasi Berbeda

H. Moehammad Saleh sendiri dikenal sebagai pengusaha dan guru silat. Di samping itu, H. Moehammad Saleh juga aktif dalam menjalankan syiar Islam di Kota Curup. Sedangkan, istrinya Mastipa seorang ibu rumah tangga keturunan dari Edward Coles, seorang gubernur pada masa kolonial Inggris.

Selasa, 4 November 2022 Ikobengkulu.com mengunjungi rumah atau kediaman kakek buyut Ashanty di Pasar Tengah Curup, tempat masa kecil KH. Abdullah Siddik.

Meskipun rumah tersebut berada di pusat perbelanjaan Kota Curup, namun kondisi rumah tersebut masih tampak asli, konstruksi bangunan non permanen terbuat dari papan, berukuruan kurang lebih 10 x 24 Meter, dua lantai.

Baca Juga: Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Dijatuhi Hukumam Dilarang Beraktivitas di Lingkungan Sepakbola Seumur Hidup

Sebenarnya, di kawasan Pasar Tengah ini nyaris sudah tak ada lagi rumah non permanen yang terbuat dari papan, namun sepertinya pemilik rumah masih ingin mempertahankan keaslian rumah. Sehingga, berdirilah rumah ini di antara gedung-gedung bertingkat rata-rata berlantai tiga.

Pemilik rumah kakek buyut Ashanty ini sekarang adalah Nel, dan dihuni oleh keponakan Nel, yakni Reni dan keluarganya. Nel tersebut merupakan anak dari Achmad Marzuki, saudara KH. Abdullah Siddik.

Duduk di bawah kakek buyut Ashanty, H.M Saleh dan Mastipa, serta H Sutimah Siddik
Duduk di bawah kakek buyut Ashanty, H.M Saleh dan Mastipa, serta H Sutimah Siddik

Menurut Reni, rumah tersebut memang sengaja untuk dipertahankan keasliannya, karena termasuk rumah tua. Rumah tua tersebut sering digunakan oleh kerabat dan sanak famili berkumpul, pada saat hari-hari besar. Seperti pada saat hari raya Idul Fitri.

"Kalau lebaran, keluarga yang tinggalnya jauh maupun dekat pada kumpul di sini," kata Reni.

Baca Juga: Wagub Bengkulu Minta BWS Sumatera VII Turun Atasi Longsor yang Mengancam Rumah Warga Lubuk Gedang

Rencananya, pada pertengahan bulan November nanti Ashanty dan keluarga besarnya akan berkunjung ke Bengkulu, melihat tanah kelahiran leluhurnya. Salah satu agendanya pada saat kunjungan nanti yaitu mengunjungi rumah kakek buyutnya, H.M Saleh atau tempat masa kecil kakek Ashanty, KH. Abdullah Siddik. Sekaligus berziarah ke makam kakek buyutnya itu di TPU Kelurahan Talang Rimbo Baru, Curup Tengah.

"Alhamdulillah, kami akan senang sekali kalau Ashanty mau mammpir ke sini (Pasar Tengah, Curup). Melihat rumah kakek buyutnya. Semoga dia (Ashanty) dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang.

Di sisi lain, kakak kandung Ashaty, Gangsar Sambodo membenarkan, bahwa pada pertengahan November 2022 nanti ada agenda berkunjung ke Bengkulu, dalam rangka berziarah dan silaturahim ke kluarga besarnya di Bengkulu.

Baca Juga: Migrasi Siaran Televisi Analog ke Digital, Bhabinkamtibmas Diminta Pro Aktif Sosialisasi ke Masyarakat

"Iya, Insya Allah kalau tidak ada halangan, keluarga besar (Ashanty) November nanti ada agenda ke Bengkulu," pungkas Gangsar.

Biografi Prof. KH. Abdullah Sidik

Prof. KH. Abdullah Siddik SH lahir di Muara Aman, Bengkulu pada 13 Juni 1913. Beliau aktif di dalam Jong Islamietan Bond bersama Agus Salim.

Dia pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Sumatera Selatan. Selain itu juga merangkap sebagai Mahkamah Tentara Republik Indonesia. Pada tahun 1948 diangkat menjadi Pemimpin Sektretarian Komisaris Pemerintahan Pusat di Bukittinggi.

Baca Juga: Prank Polisi dengan Kasus KDRT, Baim dan Paula Wong Resmi Dilaporkan

Prof. KH. Abdullah Sidik dikenal dekat dengan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Abdullah Sidik pernah menjadi Residen diperbantukan kepada Gubernur Sumatra di Bukittinggi 1947 Sedangkan sang neneknya bernama H Sutimah Siddik, berasal dari keluarga bangsawan, anak dari Louis de Buys seorang berkebangsaan Belanda.

Nenek moyangnya merupakan pangeran dari Pagaruyung, yang memimpin masyarakat suku Gumai.

Selain itu, kakek kandung artis Ashanty itu juga merupakan anak keturunan dari Edward Coles (Leluhur Ashanty), gubernur terakhir Benteng Marlborough Bencoolen (Bengkulu), pada 14 Oktober 1781 hingga 28 Februari 1785.

Baca Juga: Kementrian PPPA Sebut 33 Anak Jadi Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Edward Coles menikah dengan seorang gadis keturunan dari mantan penguasa Pangeran Ing Alaga, kerajaan Silebar yang berada di wilayah Bangkahulu (Bengkulu,red).

Di samping itu Sosok sang Kakek, Prof. KH. Abdullah Sidik berprofesi sebagai seorang diplomat. Bahkan, sering menemani petinggi-petinggi negara di acara kenegaraan.***

Editor: Iman Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x