Gunung Lewotolo  Meletus,  Suara Gemuruh  dan Dentuman Keras  Membuat  Warga Panik

- 23 Maret 2023, 14:21 WIB
Gunung Lewotolo Meletus pada  hari Rabu,  22  Maret 2023
Gunung Lewotolo Meletus pada hari Rabu, 22 Maret 2023 /Tangkap Layar Facebook/Ikobengkulu.com

IKOBENGKULU.COM  - Gunung Ile Lewotolok atau Gunung Lewotolo yang berlokasi di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami 60 kali letusan atau erupsi pada Rabu 22 Maret 2023.

Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok Stanislaus Arakian, 60 kali letusan itu merupakan rekapitulasi dari letusan selama satu hari penuh yang terhitung mulai pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA pada Rabu 22 Maret 2023.

“Dari 60 kali letusan tersebut tinggi kolom abunya berkisar dari 400 hingga 500 meter dengan warna asap putih kelabu dan juga hitam,” katanya Kamis 23 Maret 2023.

Erupsi yang terjadi ini, disertai dentuman atau gemuruh lemah hingga kuat. Tak hanya itu, ada lontaran lava pijar ke segala arah dalam radius 200 hingga 400 meter yang membuat warga sekitar gunung ketakutan.

Baca Juga: Hukum Sikat Gigi Saat Puasa Ramadhan: Penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat

Dia juga mengatakan bahwa saat ini status gunung Ile Lewotolok dari sebelumnya dari level III atau siaga menjadi level II atau waspada.

Namun walaupun level II atau waspada, masyarakat diharapkan untuk tetap mengantisipasi jika terjadi letusan yang besar. Oleh karena itu pihaknya merekomendasikan beberapa hal kepada pengunjung serta masyarakat.

“Ada beberapa rekomendasi yang kami siapkan untuk disampaikan kepada masyarakat,” katanya.

Beberapa rekomendasi yang disampaikan adalah masyarakat maupun pengunjung, pendaki, dan wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut.

Sementara itu masyarakat di tiga desa yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung itu.

Kemudian masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Baca Juga: Pawai Obor Sambut Ramadhan di Kepahiang Bengkulu, Wujud Syukur dan Nilai-nilai Agama

Gunung Lewotolo, juga disebut dalam bahasa setempat (bahasa Lamaholot) sebagai Ili/Ile Lewotolok atau Ile Ape, adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Secara geografi, gunung berada pada suatu semenanjung di sisi barat laut pulau. Posisinya ini menyebabkan tingkat kebencanaan gunung ini tidak termasuk tinggi.

Puncak gunung ini memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut warga dengan nama Metong Lamataro.

Ini adalah bagian dari kawah lama Gunung Lewotolo. Sebentuk kerucut terbentuk di sisi tenggara Metong Lamataro dan menjadi puncak tertinggi (+1.423 m) Gunung Lewotolo saat ini.

Kerucut tersebut memiliki lubang kawah aktif di puncaknya dengan hembusan uap solfatara di hampir semua bagian kerucut. Solfatara berwarna kuning membara; hablur belerang hasil sublimasi banyak ditemukan di lerang timur, utara, dan selatan dari kerucut baru ini.

Sejarah letusan Gunung Lewotolo tercatat sejak tahun 1660 kemudian tahun 1819, dan 1849. Pada tanggal 5 dan 6 Oktober 1852 terjadi letusan yang merusak daerah sekitarnya dan memunculkan kawah baru dan ladang solfatara di sisi timur-tenggara.

 

Letusan Gunung Lewotolo juga terjadi pada tahun 1864, 1889, dan terakhir pada 1920 dikabarkan oleh penduduk terjadi letusan kecil. Selanjutnya pada tahun 1939 dan 1951 terjadi kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Lewotolo, berupa lontaran lava pijar, abu, awan panas, dan hembusan gas beracun.

Gunung api ini sempat mengalami masa krisis gempa pada Januari 2012. Pada saat itu, PVMBG meningkatkan status gunung dari normal ke waspada hingga siaga, hanya dalam waktu kurang dari satu bulan.

Namun, pada 25 Januari 2012 pukul 16.00 WITA, PVMBG menurunkan status dari Siaga ke Waspada dan turun lagi menjadi berstatus Aktif Normal pada 17 Oktober 2013 pukul 10.00 WITA.

Status aktivitas vulkanik gunung ini ditingkatkan dari Aktif Normal ke Waspada sejak terhitung 7 Oktober 2017, pukul 20.00 WITA.

Pada hari Ahad tanggal 29 November 2020 pukul 09.45 WITA terjadi erupsi eksplosif yang memaksa warga yang menghuni kaki gunung ini menyelamatkan diri dan mengungsi.

Letusan yang berlangsung sekitar 500 detik ini (lebih daripada 8 menit) menimbulkan kolom asap setinggi 4000 m.

Peristiwa ini diawali oleh letusan kecil pada hari Jumat, 27 November 2020 pukul 05,57 WITA, yang menimbulkan kepulan asap dan abu setinggi 500 m. Letusan-letusan lanjutan dengan kekuatan lebih lemah terjadi beberapa kali hingga hari berikutnya tanggal 30 November 2020.

Status kebencanaan Ili Lewotolok dinaikkan PVMBG menjadi level III atau Siaga sejak tanggal 29 November 2020 pukul 13.00 karena tercatat adanya lontaran material padat berukuran besar.

Pada Juli 2022 Gunung Lewotolo kembali meletus dan warga dihimbau tak beraktivitas di Radius hingga 4 km.  ***

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x