Aktivitas Masyarakat Bali Dibatasi Jelang KTT G20, Greenpeace Indonesia: Pembatasan Berlebihan

- 14 November 2022, 15:52 WIB
TNI-Polri gelar gladi pengamanan tamu VVIP jelang KTT G20 Bali.
TNI-Polri gelar gladi pengamanan tamu VVIP jelang KTT G20 Bali. /Humas Mabes Polri/

IKOBENGKULU.COM - Jelang pelaksanaan KTT G20 di Bali, banyak masyarakat Bali yang kesulitan melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Hal tersebut diungkap oleh Greenpeace Indonesia yang mengkritisi rangkaian KTT G20 di Bali, yang dinilai telah menghilangkan kebebasan demokrasi.

Pada akun instagramnya @greenpeaceid, Greenpeace Indonesia memaparkan kondisi sulit yang dialami banyak masyarakat Bali, dalam rangka menyambut KTT G20 yang merupakan acara perkumpulan para petinggi negara-negara di dunia itu.

Dikatakannya, jika masyarakat di Bali mendadak dibatasi aktivitasnya. Sejumlah aktivitas yang dilarang dilakukan selama hari-hari menuju KTT G20.

Baca Juga: Bawaslu Minta Media Massa Berperan Serta Dalam Pengawasan Pemilu

"Berbagai pembatasan menuju KTT G20 telah membuat masyarakat sulit bergerak, mulai dari pembatasan warga, pembatasan menggelar upacara adat dan keagamaan, PPKM suka-suka, larangan buang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan hewan ternak dilarang berkeliaran di jalan," ujar pernyataan resmi dari Greenpeace Indonesia dalam akun Instagram @greenpeaceid.

Menurut Greenpeace Indonesia, pembatasan yang dilakukan pemerintah sudah sangat berlebihan, hingga mengarah pada hilangnya ruang demokrasi bagi masyarakat.

Bukan hanya itu, Greenpeace Indonesia juga menyoroti tindakan aparat yang melakukan penghadangan dan intimidasi pada tim pesepeda mereka di Bali, yang disebut sebagai keamanan untuk persiapan KTT G20.

Baca Juga: Alvaro Bautista Raih Juara Dunia World Superbike 2022

"Berbagai kegiatan masyarakat dilarang dan diintimidasi jika menyuarakan soal G20, bahkan teman-teman YLBHI yang melakukan rapat tahunan di Bali, yang tidak ada hubungan dengan G20, juga tidak luput," ujar tambahan pernyataan Greenpeace Indonesia.

Selain itu, seorang aktivis lingkungan asal Bali, I Wayan Gendo Suardana turut menggambarkan kondisi buruk yang dialami masyarakat setempat.

"Bali yang dikenal sebagai pulau yang indah dan sering menyelenggarakan KTT, tentu sangat erat dengan nilai-nilai demokrasi, tetapi semua itu tercoreng akibat pembatasan yang berlebihan dan aspek aktivitas masyarakat hingga partisipasi publik," ujar I Wayan Gendo Suardana dalam pernyataan pada Greenpeace Indonesia.

Baca Juga: Asal-usul Keturunan Sultan Bangkalan Madura, Panembahan Cakraningrat IV di Bengkulu

Diketahui, para petinggi dari sejumlah negara-negara anggota G20 saat ini mulai berdatangan di Bali, seperti Presiden AS Joe Biden, Presiden China Xi Jinping, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan masih banyak lagi.

Nantinya, para petinggi dari sejumlah negara-negara di dunia akan bersama-sama melalui acara puncak KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Bagi Indonesia, KTT G20 akan menjadi ajang untuk terlibat menyiapkan kebijakan ekonomi yang terbaik, termasuk dengan memperoleh informasi lebih awal terkait perkembangan ekonomi global dan potensi risikonya.***

Editor: Iman Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah