Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu juga memastikan bahwa para mahasiswa yang dievakuasi akan mendapatkan pendampingan dan bantuan setelah kembali ke tanah air.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Dahlan Raja Gukguk.
"Setelah mereka tiba di Bengkulu, kami akan memberikan pendampingan dan bantuan agar mereka bisa kembali beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia dan melanjutkan studinya," ujar Dahlan.
Baca Juga: Mei 2023, GBK Akan Jadi Venue Piala Dunia
Selain itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu juga mengapresiasi upaya Pemerintah Pusat dan KBRI dalam mengambil tindakan cepat dan tepat dalam mengevakuasi para WNI yang terdampak konflik di Sudan.
"Mereka telah berhasil mengamankan keselamatan dan kesejahteraan para WNI, termasuk 14 mahasiswa/i asal Bengkulu yang dievakuasi. Kami berterima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan KBRI," kata Dahlan.
Konflik di Sudan sendiri berawal dari kudeta yang terjadi pada Oktober 2021 yang menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdallah Hamdok.
Setelah kudeta, terjadi aksi protes yang dilakukan oleh warga Sudan yang menuntut kembalinya pemerintahan sipil dan keadilan bagi rakyat Sudan. Konflik antara kelompok militer dan sipil pun terjadi, memicu ketegangan dan kekerasan di negara tersebut. ***