Hebat ! Pemkot Bengkulu Turunkan Stunting Hingga Angka 12,9 Persen dari 22,2 Persen Hasil SSGI 2021

- 31 Januari 2023, 16:30 WIB
 Rapat bersama Forkopimda dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Balai Raya Semarak Bengkulu (Foto: BKKBN)
Rapat bersama Forkopimda dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Balai Raya Semarak Bengkulu (Foto: BKKBN) /

IKOBENGKULU.COM- Dari 10 daerah kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, terdapat lima daerah yang berhasil menekan prevalensi stunting di Bumi Rafflesia pada 2022. Keberhasilan itu menyumbang penurunan prevalensi stunting di Provinsi Bengkulu pada angka 19,8 persen.

"Keberhasilan itu diraih Pemerintah Kota Bengkulu yang menurun signifikan dari 22,2 persen hingga 12,9 persen," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., M.M kepada pewarta di ruang kerjanya, Selasa, (31/01/2023)


Merupakan prestasi tertinggi dalam menurunkan angka kasus kekurangan gizi kronis pada balita di daerah itu.

Sementata, Kabupaten Seluma turun hingga 22,1 persen dari tahun lalu yang sebesar 24,7 persen, Kabupaten Bengkulu Tengah menekan hingga pada angka 21,2 persen dari sebesar 25,5 persen.

Selain itu, keberhasilan menurunkan prevalensi stunting pada 2022 juga diraih Kabupaten Rejang Lebong yang mampu menempati angka 20, 2 persen dari prevalensi sebesar 26 persen pada 2021, kata

Ia mengatakan, keberhasilan dalam menurunkan stunting tertinggi di Provinsi Bengkulu diraih oleh Pemerintah Kota Bengkulu dengan mampu menekan hingga 10 persen lebih.

Dimana, dari SSGI tahun sebelumnya prevalensi stunting di daerah itu berada pada posisi angka 22,2 persen dan hasil SSGI 2022 menurun hingga pada posisi 12,9 persen.

Baca Juga: Prevalensi Stunting Turun Jadi 21,6 Persen, Presiden Joko Widodo Tekankan Kerja Bersama

Menurut Rusman, keberhasilan yang diraih Pemkot Bengkulu itu atas beberapa inovasi yang digerakkan secara konvergensi dalam aksi intervensi spesifik dan sensitif, sebagai upaya pencegahan faktor penyumbang terjadinya stunting.

Intervensi itu dilakukan dengan menyasar keluarga-keluarga berisiko stunting. Keluarga berisiko stunting, mulai dari kelompok remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui.

Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi saat mengikuti Rapat bersama Forkopimda dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Balai Raya Semarak Bengkulu, Selasa malam (24/1) mengungkapkan antara kemiskinan dan stunting seperti dua sisi mata uang, jika angka kemiskinan tinggi tentu stunting juga akan ikut tinggi. Dan kota Bengkulu, sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan di angka 15 persen.

"Beberapa langkah sudah dilakukan diantaranya menurunkan beban pengeluaran keluarga, meningkatkan pendapatan dan meminimalisir wilayah kantong kemiskinan. Pemkot menggerakkan seluruh OPD, seperti Dinas Kesehatan dengan layanan kesehatan gratis, penyediaan Beasiswa, hingga program penyediaan air bersih untuk warga," jelas Dedy.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Hj. Dewi Dharma, M.Si kepada pewarta di Bengkulu menyebutkan, upaya menekan prevalensi stunting Pemerintah Kota Bengkulu melalui pengembangan beberapa program sebagai strategi menurunkan stunting.

Diantaranya, memberikan vitamin dan tablet tambah darah bagi remaja pelajar/siswi tingkat SMP dan bekerjasama dengan pemprov Bengkulu untuk menyasar siswi tingkat SMA, ujar Dewi.

Sosialisasi pendewasaan usia perkawinan juga menjadi program pencegahan potensi stunting yang menggandeng lembaga pendidikan dan kantor Kementerian Agama Kota Bengkulu, demikian Dewi Dharma. ***

 

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x