Tower SUTT PLTU Batu Bara Bengkulu Dibongkar, Apakah akan Ada korban Berikutnya ?

- 5 Agustus 2022, 15:24 WIB
Proses pemindahan diawali dengan pembongkaran kabel tower sejak Minggu, 24 Juli 2022 lalu
Proses pemindahan diawali dengan pembongkaran kabel tower sejak Minggu, 24 Juli 2022 lalu /

IKOBENGKULU.COM-Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang menelan korban di Desa Babatan Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu akhirnya dipindahkan setelah mendapat protes dari warga yang terkena dampak proyek itu.

Proses pemindahan diawali dengan pembongkaran kabel tower sejak Minggu, 24 Juli 2022 lalu. Ada 3 tower SUTT yang dipindahkah dan per 3 Agustus 2022 tersisa 1 tower pada tahap pembongkaran.

Saluran Udara Tegangan Tinggi atau SUTT adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (bare conductor) di udara bertegangan di atas 35 kVA sampai dengan 245 kVA, sesuai dengan standar di bidang ketenagalistrikan. SUTT ini digunakan untuk transmisi listrik antar wilayah.

Listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang, Kota Bengkulu dialirkan melalui SUTT ke gardu induk di wiayah Air Sebakul. Berdasarkan dokumen Adendum Analisis Dampak Lingkungan (Andal) dan RKL-RPL PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) proyek ini mendirikan 77 tower SUTT dan kabel sepanjang 23,2 kilometer.

Berdasarkan analisis Kanopi Hijau Indonesia tahun 2021 ditemukan ketidaktaatan PT TLB dalam pendirian tower SUTT. Ketidaktaatan tersebut antara lain tidak ada sosialisasi tentang dampak SUTT tersebut bagi masyarakat sekitar yang rumahnya dilalui kabel SUTT dan tidak ada pemeriksaan kesehatan masyarakat terdampak.

Padahal dalam dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL bab V-26 menyebutkan pada tahap konstruksi dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berdekatan dengan lokasi proyek PLTU. Jaringan transmisi 150 kVA tentang dampak kebisingan yang ditimbulkan serta bekerjasama dengan dokter puskesmas terdekat, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat sebelum proyek berjalan dan saat pendirian tower dan penarikan kabel.

Saat uji coba, warga Desa Babatan mengeluhkan dampak SUTT tersebut setelah seorang warga yang rumahnya dilintasi kabel SUTT tersetrum arus listrik dan terpental sekitar 5 meter hingga pingsan.

Kronologinya, warga tersebut memegang egrek atau alat pemanen sawit yang berbahan besi. Diketahui egrek tersebut mengandung aliran listrik dari seng rumahnya.

Hal itu diketahui setelah Juanto, suami korban melakuan pengecekan arus listrik menggunakan tespen. Setelaha dicek, seng rumah dan egrek berbahan besi tersebut ternyata telah dialiri listrik yang berasa dari SUTT yang melintas tepat di atas rumahnya.

Halaman:

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x