Maestro Kain Besurek, Alcala Zamora, Pensiunan ASN Bengkulu yang Tak Pernah Berhenti Mengabdi dan Berkarya

- 13 November 2022, 13:11 WIB
Alca Zamora atau Morry seorang Maestro Kain Besurek Bengkulu yang masih terus berkarya. Tampak desain motif Kain Besurek karyanya di atas canvas
Alca Zamora atau Morry seorang Maestro Kain Besurek Bengkulu yang masih terus berkarya. Tampak desain motif Kain Besurek karyanya di atas canvas /Ikobengkulu.com/Dok. Alcala Zamora/

IKOBENGKULU.COM - Alcala Zamora atau sapaan akrabnya Morry merupakan seniman Bengkulu dengan segudang penghargaan yang berhasil diperolehnya.

Morry adalah seorang pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tak pernah pensiun berkarya, mendedikasikan dirinya untuk kesenian, khususnya kain motif Besurek, kain khas Bengkulu.

Hingga akhirnya, Morry mendapatkan penghargaan Anugrah Kebudayaan Indonesia (AKI) pada tahun 2021 dari Kemendikbud Ristek RI kategori Pelestari Kain Besurek Bengkulu.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Pemungutan Suara Pemilu di Indonesia Selalu Hari Rabu

Pria bersahaja kelahiran Curup, 6 Juni 1956 ini menceritakan, mulai tertarik mengembangkan motif Kain Besurek khas Bengkulu sejak dia duduk di bangku SLTA.

Waktu itu dia bersekolah di SSRI - SMSR Yogyakarta tahun 1974 - 1977, dengan mata pelajaran pilihan salah satunya adalah membatik.

"Diakhir pendidikan tahun 1977, saya menggelar pameran tunggal seni rupa di Bengkulu dan memperagakan cara membatik menggunakan canting. Waktu itu, dibuka langsung oleh Wali Kota Bengkulu, Bapak Syafiuddin AR di Gedung Yayasan Semarak Bengkulu," ujar Morry.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris, Manchester City Tunduk dari Brentford

Bak gayung bersambut, ketertarikan Morry pada Kain Besurek mendapat dukungan penuh dari sang ibu, Misniar Achmaddin yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Bidang Kesenian Kanwil Depdikbud Provinsi Bengkulu.

Seusai menggelar pameran tunggal, kecintaan Morry pada kesenian makin menjadi-jadi. Lantas dia kembali lagi ke Yogyakarta pendidikannya di ASRI - STSRI (Sekarang Instititut Seni Indonesia Yogyakarta).

Alcala Zamora atau Morry saat menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) dari Kemdikbud RI
Alcala Zamora atau Morry saat menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) dari Kemdikbud RI

Morry sudah terlanjur cinta kepada Kain Besurek, sehingga setelah menamatkan studinya di Yogyakarta, dia kembali ke Bengkulu dan magang sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL) di Kanwil Departemen Perindustrian Provinsi Bengkulu tahun 1985. Saat itu Kepala Kanwilnya adalah Drs.H Alihanafiah.

Baca Juga: Pencuri Motor Trail di Rejang Lebong Terekam CCTV

"Saya mencoba mengembang desain motif Kain Besurek, sembari ditugaskan bersama Ibu Asniarti mengadakan pelatihan membatik di Kelurahan Jembatan Kecil DAN Pesantren Pancasila," cerita Morry.

Lalu pada tahun 1986 Morry dimita oleh Kakanwil, bernama Igusti Made Okewirya untuk membuat desain batik cap.

"Lalu cap tersebut saya pesan di Yogyakarta dan sekaligus mempraktekkannya bersama Ibu Asniarti dan Ibu Syarifah di kantor jalan pembangunan," kisah mantan Kabid Kebudayaan Dinad Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu itu.

Baca Juga: Asal-usul Keturunan Sultan Bangkalan Madura, Panembahan Cakraningrat IV di Bengkulu

Pada Tahun 1987, Morry lebih mendalami Kain Besurek. Dia melakukan meneliti dan observasi, arti motif dan sejarah, serta fungsi Kain Besurek.

"Banyak tantangan yang saya hadapi mengembankan desain motif Kain Besurek. Ada yg menerima ada yg menolak. Saya dianggap menghilangkan motif aslinya," ungkap Morry.

Salah satu desain motif karya Alcala Zamora atau Morry. Untuk melihat karya lainnya bisa dilihat di akun Instagram pribadinya @alcala.6656
Salah satu desain motif karya Alcala Zamora atau Morry. Untuk melihat karya lainnya bisa dilihat di akun Instagram pribadinya @alcala.6656

Dia menjelaskan, bahwa sebenarnya pakem motif aslinya tetap menjadi dominan, hanya saja pengembangannya dipadukan dengan motif flora dan motif ragam hias rumah tradisional, serta motif tenun yang ada di Provinsi Bengkulu.

Baca Juga: Camat Sindang Dataran Berikan Respon Terkait Jalan Rusak

Begitu pula ketika Ibu Gubernur Bengkulu, Hasan Zen periode 1999 - 2004 sebagai Ketua DEKRANASDA Provinsi Bengkulu sempat dimintai klarifikasi oleh DPRD Kota Bengkulu, tentang desain motif yang dia buat, yakni desain motif perpaduan Bunga Kibut dan Bunga Rafflesia.

Waktu itu laporan datang dari oknum pengrajin yang menyatakan motif tersebut dianggap kurang etis, padahal sebenarnya desain tersebut hanya merupakan perpaduan dan pengembangan.

"Hinga kini saya sebagai putra daerah sangat konsern terhadap kekayaan kearifan seni budaya lokal untuk kemajuan kebudayaan di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kota Bengkulu," tegas Morry.

Baca Juga: Polda Bengkulu Resmi Tetapkan Dua Tersangka OTT Dispendik BU Terkait Fee Proyek

Morry hingga saat ini masih terus berkarya membuat desain motif Kain Besurek. Dan kerap menjadi narasumber tentang Kain Besurek yang sudah menjadi ikon Provinsi Bengkulu ini.

"Kita harus bangga dan melestarikan Kain Besurek. Karena sekarang sudah diakui secara nasional dan tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak 20 Oktober 2015," katanya.

Kain Besurek ditetapkan sebagai WBTB dengan Nomor Registrasi 201500208 pada domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Baca Juga: Konser We All Are One Kpop Ditunda, Diduga CEO Park Jai Hyun Bawa Kabur Uang Ribuan Penonton

Dengan Maestro Drs. Acala Zamora 85104/MPK.E/DO/2015, dalam rangka usulan Kain Besurek Penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2015, dari Direktorat Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

"Waktu itu, saya membuat karya desain ada empat motif, yakni kaligrafi Arab/huruf Arab, Bunga Rafflesia, Burung Kuau dan Huruf Ka Ga Nga, untuk didaftarkan Hak Cipta-nya yang di jembatani Disperindag Provinsi Bengkulu dan Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, untuk diselesaikan di Kemenkum HAM RI tahun 2015," ujar Morry.

"Desain motif tersebut sebagai pemegang Hak Ciptanya Pemprov Bengkulu," tambahnya.

Baca Juga: Pelopor Jargon Hobah, Liona Beibby Rilis Lagu Baru

Banyak penghargaan yang sudah diperoleh oleh Morry, di antaranya tahun tahun 2016 mendapat penghargaan Satya Dharma Kain Besurek dari Pemprov Bengkulu.

Tahun 2021 dia menerima Anugrah Kebudayaan Indonesia (AKI), Kategori Pelestari Kain Besurek dari dari Kemendikbud Ristek RI.***

Editor: Iman Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x