Cerita Rakyat Daerah Bengkulu - Kisah Kerajaan Bengkulu

- 29 Mei 2022, 00:16 WIB
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa.
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa. /Youtube Memisahkan Fakta dari Cocoklogi Seputar Prabu Brawijaya

Rajo Mahkuto Alam dengan tekunnya merawat tempat itu. Dia mempunyai seorang anak bernama Pangeran Belang yang bergelar Tuanku Maha Raja Sakti. Tuanku Maha Raja Sakti menggantikan ayahnya, dengan didampingi oleh seorang hulubalang yang bernama Raden Alit. Raden sangat ramah dan sakti. Ia disenangi rakyat Balai Buntar. Raden Alit sangat senang membantu rakyat, mengatur cara bercocok-tanam dan juga mengajar anak-anak muda menjadi prajurit yang tangguh. Pendeknya kemakmuran Balai Buntar dan keselamatan rakyat Balai Buntar terletak di tangan Raden Alit. Atas prakarsa Raden Alit, Balai Buntar berkembang menjadi satu kerajaan. Tuanku Maharaja Sakti menjadi rajanya, yang berdiam di Ujung Padang Berlarit.

Memang telah menjadi sifat manusia, rasa cemburu dan iri hati, rasa  kekhawatiran  akan  orang  lain  selalu  ada. Demikian pula halnya Pangeran Belang teman akrab Raden Alit, Kelihatannya Raden Alitlah yang disegani rakyat. Dia khawatir kalau­kalau nanti Raden Alitlah yang akan menjadi raja Balai Buntar yang  baru berdiri itu.  Kalau  di zaman nenek-neneknya kerajaan di Bengkulu ini tidak pernah saling sengketa,  mereka  itu  hidup dan  berkembang  dengan  aman  dan  tenteram.  Siapa  rajin ialah yang  akan  memetik  hasilnya,  tidak  perlu  mengganggu  sesama teman, malahan yang lebih memberi yang kurang.

Baca Juga: Kakek Berusia 65 Tahun Menikahi Gadis Belia, Ini Fakta-Faktanya !

Yang lemah dibantu oleh yang kuat. Mereka hidup dalam persaudaraan. Batas dan sempadana tidak menjadi perselisihan. Maklum manusia waktu itu masih sedikit dan  masih  dapat  dihitung dengan jari, tetapi sekarang lain halnya, manusia sudah banyak dan sudah bermacam-macam keinginan dan selera. Akhirnya timbullah apa yang dialami oleh Pangeran Belang. la merasa akan disingkirkan, dan  khawatir  Raden Alit akan mengatasi  dirinya. Raden Alit banyak kepandaian dan keahliannya ahli dalam bercocok tanam, ahli pula dalam perang. Perangainya sangat baik dan ramah. Setiap hari ia tidak pernah duduk-duduk berpangku tangan. La selalu dekat dengan rakyat Balai Buntar. Kecemburuan Pangeran Belang sudah memuncak sekali. Di samping itu Raden  Alit mempunyai adik perempuan yang sangat cantik. Maka timbullah hasrat Pangeran Belang akan memiliki adik Raden Alit. Ia takut kepada Raden Alit, karena sangat sakti. Ditikam pun tidak mempan, dibakar tidak hangus.  ditombak,  malah tombaknya kembali kepada  tuannya.

Akhirnya Pangeran Belang berlaku curang kepada Raden Alit. Raden Alit diberinya minum racun, sehingga pingsan. Sedang dalam  keadaan pingsan  itu,  Raden Alit dikuburkan. Adik Raden Alit Gading Cempaka namanya, tidak mengetahui sama sekali.

Gading Cempaka akhimya terpaksa kawin dengan Pangeran Belang. Anak mereka berjumlah delapan orang, di antaranya satu orang anak angkat   yaitu   Suwanda   namanya. Ketujuh anak Gading Cempaka dengan Pangeran Belang adalah Tuanku Tangkas Tua, Tuanku Tangkas Muda, Banda Jenat, Banda Sebayam, Maling Angin, Semaring Gading, dan Cerito Layang.

Gading Cempaka akhirnya mengetahui akan perbuatan suaminya yang telah membunuh kakaknya Raden Alit dengan cara licik itu. Dendamnya timbul, tetapi apa hendak dikata, anaknya sudah banyak.

Baca Juga: IU Mundur dan Digantikan Oleh Chun Woo Hee Dalam Drama Mendatang Dengan Ryu Jun Yeol.

Pada suatu waktu, Gading Cempaka mengetahui kuburan kakaknya Raden Alit, dan ia akan merencanakan memindahkan kuburan kakaknya itu ke Tanah Tinggi Bengkulu yaitu Kerajaan Sungai Serut Bengkulu Tinggi, tempat asal-usulnya.

Ketika  kuburan   digali,   memang  benarlah  isinya  adalah  Raden Alit kakaknya. Tetapi aneh, Raden Alit tidak- hancur badannya. seolah-olah masih hidup. Badannya masih segar bugar, dan memang rupanya Raden Alit hidup  kembali,  seperti bangun  dari tidur saja nampaknya.

Halaman:

Editor: Doris Susama

Sumber: Buku Cerita Rakyat Daerah Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x