Cerita Rakyat Daerah Bengkulu – Asal-usul orang Lembak di Bengkulu

- 24 Mei 2022, 12:46 WIB
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa.
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa. /Youtube Memisahkan Fakta dari Cocoklogi Seputar Prabu Brawijaya

IKOBENGKULU.COM – Cerita rakyat ini menceritakan tentang sejarah orang-orang lembak yang berada di Bengkulu. cerita ini telah lama berkembang di masyarakat dan diceritakan secara turun-temurun.

Berikut cerita Asal-Muasal orang Lembak di Bengkulu.

Pada suatu hari yang panas. Matahari sedang tepat berada di atas kepala. Sekalian  binatang dan margasatwa menengkurap di perlindungan masing-masing. Ada yang berlindung di bawah pohon kayu, ada yang berlindung di bawah semak-semak, dan di mana saja tempat yang bisa melindungi diri dari sengatan matahari yang terik itu. Anak-anak tak kelihatan lagi bermain di halaman. Para petani tidak lagi mengayunkan cangkulnya di sawah, mereka telah beristirahat sambil menikmati dan lintingan rokok daun nipahnya.

Baca Juga: Cerita Rakyat Daerah Bengkulu - Sejarah Persahabatan Bengkulu dan Aceh

Demikian juga halnya keadaan dalam negeri Susuhunan Palembang, sepi tak ada orang yang lalu lalang di halaman istana. Para prajurit dan hulubalang sedang beristirahat di kediamannya masing-masing. Tetapi di batik kesepian itu, di tepian mandi raja yang tidak berapa jauh dari istana, Putri Ayu yang baru berumur sepuluh tahun, mandi-mandi dengan enaknya. Dari jauh seorang pemuda  sedang  mengawasinya.  Pemuda itu bernama  Aswanda.

Konon asalnya Aswanda itu adalah budak dari uluan. Kampungnya berada di hulu sungai yaitu dalam Lakitan. Aswanda sudah sepuluh tahun mengabdi kepada raja  Sunan Palembang, tepatnya sejak Putri Ayu dilahirkan, Aswanda telah dipungut Sunan.

Ceritanya, Aswanda dan ayahnya datang ke Palembang dengan rakit, yang membawa buah-buahan untuk dijual. Lama perjalanan dari dusunnya, mengikuti arus sungai, kira-kira seminggu. Mereka singgah di tiap dusun sambil menjual isi rakit, dan membeli hahan-bahan yang akan dijual di Palembang. Aswanda yang masih kecil itu, sudah sering dibawa ke Palembang.

Setelah masuk Palembang dan bertepatan berada dekat tangga tepian raja, rakit  bapak Aswanda membentur tangga tepian itu, sehingga rusak sedikit.

Sunan marah sekali dan bapak Aswanda dipanggil. Akhirnya bapak Aswanda dijatuhi hukuman yaitu Aswanda dijadikan budak raja.

Halaman:

Editor: Doris Susama

Sumber: Buku Cerita Rakyat Daerah Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x