Baca Juga: Netizen Berpikir Rumor Kencan V dan Jennie Mungkin Benar karena Agensi Diam
Alhasil tidak kurang dari sebulan lamanya perjalanan mereka itu, yang tersisa hanya puluhan orang saja. Sampailah mereka pada suatu tempat di pinggir laut. Di sini kiranya ada sebuah kerajaan yang tidak seramai kerajaan Sunan Palembang. Penduduknya masih sediki sekali dan yang memerintah di sini adalah seorang raja kecil keturunan dari Pagarrujung, anak cucu dari Maharajasakti.
Nama kerajaannya adalah Sungai Serut.
Lalu menghadaplah Aswanda dan rombongannya kepada baginda, dan diceritakanlah segala hal-ikhwal yang terjadi pada diri Aswanda juga perihal pelarian orang sekampung. Mendengar hal ini, baginda merasa kasihan dan berkatalah beliau,
“Aswanda, aku terima kamu dan orang-orangmu tinggal di negeri kami ini, negeri Sungai Serut Bendar Bengkulu. aku terharu sekali mendengar kisah kamu dan tinggallah kamu di sini. Negeri ini masih sepi sekali, orang masih sedikit. Kami khawatir sekali kalau nanti negeri ini diserang dari luar. Kalau diserang dari balik gunung, tidak ada yang mempertahankannya. Nah Aswanda, bawalah orang-orangmu berdiam di Sungai Hitam di hulu ini. Buatlah dusun yang baru. Tebanglah hutannya, tanamlah buah-buahan. Hiduplah kamu dengan aman dan tenteram. Aku tidak menuntut apa-apa kamu dan orang-orangmu. Tetapi satu permintaanku, apabila ada serangan musuh dari balik bukit yang akan menyerang negeri Bandar Bengkulu ini, hadanglah olehmu beserta orangorangmu”.
Demikianlah ceirtanya Panglima Aswanda salah seorang pelopor perpindahan orang Lembak ke Bengkulu, sebagai prajurit dan abdi negeri Sunan Palembang. Hingga sekarang orang Lembak di sekitar kota Bengkulu tak tahu lagi bahkan tidak ingin tahu akan asal-usul mereka, karena takut kalau dituntut.***