Cerita Rakyat Daerah Bengkulu – Asal-usul orang Lembak di Bengkulu

- 24 Mei 2022, 12:46 WIB
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa.
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa. /Youtube Memisahkan Fakta dari Cocoklogi Seputar Prabu Brawijaya

Setelah Aswanda menyadari akan hal ini, timbul takutnya. Tanpa pikir panjang lagi, sementara perhatian orang banyak tertuju kepada buaya putih tersebut, Aswanda menghilang dari kerumunan orang, lalu melarikan diri. Tujuh hari tujuh malam Aswanda berjalan tergesa-gesa kadang-kadang berlari menuju dusunnya di hulu sungai, sambil menghindari diri apabila bersua dengan orang kampung yang dilaluinya, takut akan ketahuan akan pelariannya itu.

Baca Juga: Jangan Salah Beri, Inilah 10 Hadiah yang Paling Disukai Para Pria

Setibanya di dusunnya, diceritakannya  kejadian yang menimpa dirinya dari awal ia bekerja di Susuhunan Palembang sampai kejadian yang terakhir mi. Keluarga Aswanda dalam ketakutan, demikian pula orang sekampungnya, setelah mendengar cerita Aswanda itu. Lalu mereka segera meninggalkan kampung halamannya. Harta dan ternak, rumah dan sawah ladang mereka tinggalkan. Yang dibawa hanya apa yang dapat terbawa saja. Kosonglah dusun Aswanda, berangkat menuju matahari tenggelarn, yaitu berlawanan dari arah kerajaan Sunan Palembang yang berada di  sebelah  matahari  timbul.  Setiap  dusun  yang  dilalui  oleh rombongan Aswanda, turut menjadi ketakutan, dan ikut pula melarikan diri, sehingga tujuh buah dusun menjadi kosong, gara-gara ketakutan dengan serangan prajurit Sunan Palembang.

Memang benar, tiga hari kemudian, setelah Aswanda meninggalkan kerajaan  Sunan Palembang, berangkatlah sebuah jung atau  perahu  besar  penuh  dengan prajurit  keraton,  mudik menuju dusun Aswanda untuk mencari Aswanda dan keluarganya, sesuai dengan ucapan baginda Sunan, ketika menyerahkan keris pusaka kepada Aswanda sepuluh tahun yang lalu.

Memang benar Sunan akan melaksanakan ucapannya, akan menghukum Aswanda beserta keluarganya, juga orang dusunya, sebab bagnda mengira bahwa Aswanda telah melarikan keris pusaka itu. Pasti  baginda mengira Aswanda telah berbuat curang, sengaja mencuri keris itu.

Tetapi di balik itu, seandainya keris itu tidak dicuri Aswanda, atau hilang tidak disengaja, raja tidak sampai berbuat seperti itu. Sebenarnya baginda sangat sayang kepada Aswanda, setelah melihat prilaku Aswanda selama ini. Baginda telah terpikat dengan Aswanda, dan baginda telah merencanakan akan mengangkat Aswanda sebagai menantu beliau.

Ucapan raja sepuluh tahun yang lalu itu, bermakna raja Sunan mempercayakan pusakanya yang sangat disayanginya, ialah Putri Ayu.

Tetapi sekarang titipannya itu telah hancur, baik keris pusaka apalagi putri satu-satunya, harapan kerajaan.

Setelah prajurit Sunan sampai di dusun Aswanda, dan mengetahui tujuh buah dusun yang telah kosong, kembalilah tentara itu, lalu lapor kepada Sunan. Kiranya tak perlu lagi Sunan memerintahkan supaya mengejar orang Aswanda yang telah pergi ke luar daerah itu.

Alkisah ceritanya, Aswanda yang melarikan diri itu, berjalan menyelusuri sungai, menerobos hutan belantara, naik  gunung turun gunung. Banyak di antara mereka yang tidak sanggup lagi meneruskan perjalanan, sehingga singgah di tengah jalan dan membuat  kampung sendiri. Tidak terhitung yang sakit dan meninggal.

Halaman:

Editor: Doris Susama

Sumber: Buku Cerita Rakyat Daerah Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x