Daerah Raden Serdang Pandan Ireng meluas sampai ke Muko-muko, Kerinci dan Lebong. Ini berkat kerajinan dan keuletan Raden Serdang mengatur daerahnya. Rakyat sangat senang kepadanya. la mengatur rakyat dalam bercocok tanam, menanam getah karet, kopi dan beberapa tanaman lainnya. la juga membuka jalan yang menghubungkan daerah di batik bukit yaitu tanah Rejang dan daerah Pesisir.
Kerajaan Sungai Serut akhirnya dipimpin oleh Mas Makdun Raden Dalam. Dalam daerah ini terkenal ada satu makhluk aneh yang disebut dengan jegan pragugau yang berdiam di dalam hutan dan kingkong yang berdiam di dalam lautan.
Rakyat Sungai Serut terdiri atas beberapa suku, di antaranya adalah suku Rejang penjaga negeri dan suku Lembak pagar negeri.
Selanjutnya beberapa orang putra daerah yang bernama Ringga Sedayu Kota Agung berjalan ke selatan dan sampai di Lampung. Kabarnya di sana ia mendirikan satu kerajaan. Siak Belita Malinla berjalan ke utara dan singgah di satu daerah, dan mendirikan kerajaan yang bernama Pagar Ruyung. Siak Belita Malinla bergelar Rajo Alam Alif. Kaletek Bendar Papan tidak ketinggalan pula dengan kawan-kawannya, ia mengarungi lautan pula, berlayar ke timur dan singgah di Kalimantan, dan menjadi raja di sana.
Rekannya Raden Mahpanji Rendah Giri berlayar ke utara, singgah di tanah Tapanuli dan menjadi raja dan kerajaannya bernama Kerajaan Deli Mandailing.
Putra daerah ini tidak saja menjadi pelaut, juga seperti Raden Serdang Pandan Ireng, berani mengadakan ekspedisi melalui hutan rimba, seperti Sekibun Meler berjalan ke Tanjung Sakti dan menjadi raja di sana. Kenata Telur Telaga Yang berjalan ke tanah Lebong singgah di Tes dan mendirikan kerajaan pula. Dan Bujang Kenalun Panjang berjalan ke timur sampai di bukit Seguntang Mahameru, mendirikan kerajaan pula.
Baca Juga: Cerita Rakyat Daerah Bengkulu – Nantu Kesumo dan Asal Mula Nama Bengkulu
Kerajaan Pinag Berlapis di bawah Ratu Agung berjalan terus dengan aman. Negeri makmur tempat persinggahan para pedagang dan tempat pertemuan cerdik cendekiawan.
Ratu Agung membuat tempat musyawarah para pembesar dari beberapa negeri, tempat memutuskan perkara. Tempat itu dipilihnya yaitu di sungai Lemau di Ujung Padang Bemban Berlarit. Dipanggilnya pula putra rekannya di Pagar Ruyung yaitu anak Siak Balita Malinla pulang ke Bengkulu untuk memimpin dan memelihara tempat yang baru didirikan itu. Di samping tempat musyawarah, juga tempat itu dibuat permandiati yang indah bagi raja-raja Bengkulu.
Di sana raja-raja Bengkulu dapat beristirahat, mandi berlimau.