Kisah Akhadiat Denny, Putra Rejang Lebong Jadi Musisi Papan Atas di Malaysia, Gitaris Mojo Band

7 Oktober 2022, 10:56 WIB
Akhadiat Denny, Putra Asli Rejang Lebong Jadi Musisi Papan Atas di Malaysia, Pernah Bergabung Band Mojo /Foto: Mojo/

IKOBENGKULU.COM - Bagi publik tanah air mungkin tak begitu mengenal nama Akhadiat Denny, putra kelahiran Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Tapi, namanya begiu tersohor di negeri tetangga, Malaysia.

Pria kelahiran 9 Desember 1981 di Talang Benih, Curup Rejang Lebong itu dikenal sebagai musisi papan atas dan pernah bergabung sebagai gitaris bersama Mojo Band Malaysia.

Mojo Band merupakan band populer di Malaysia, sudah mengeluar beberapa hits yang digemari publik Malaysia dan sudah meraih berbagai penghargaan di bidang musik. Kalau di Indonesia, kepopuleran Mojo Band mungkin seperti Armada Band.

Baca Juga: Sempat Berputar-putar di Udara Bengkulu, Batik Air Kembali Gagal Mendarat

Nama Akhadiat Denny melambung dan mulai dikenal publik Malaysia setelah bergabung bersama Mojo Band di Malaysia.

Bersama Mojo Band Malaysia, Akhadiyat Denny pernah mendapat beberapa penghargaan. Di antaranya, 'Artis Pendatang Baru Terbaik', sebuah penghargaan yang prestisius di negeri Malaysia.

Selain itu, lagu ciptaannya berjudul 'Dahsyat' yang dicomposed oleh Akhadiat Denny dan dinyanyikan oleh Mojo Band sempat meledak di pasaran dan di YouTube tembus hingga 15 juta lebih pengunjung.

Baca Juga: Tersangka Pemalsuan STNK dan BPKB Sebut Keamanan Pemerintah Masih Lemah

Di samping itu, lagu ciptaan Akhadiat Denny berjudul 'Dari Jauh Saja' pernah dinyanyikan oleh Khai Bahar, seorang aktor sekaligus penyanyi terkenal di Malaysia.

Akhadiat Denny bersama Mojo Band saat pembuatan video klip

Kepada Ikobengkulu.com, lulusan SMP Negeri 1 Curup Rejang Lebong itu menceritakan bagaimana kisah perjuangannya sebelum mencapai kesuksesan seperti sekarang ini. Bagaimana dia harus jatuh bangun bertahan sebagai seorang musisi.

"Dulu saat saya SD dan SMP tidak suka dengan pelajaran seni. Tapi, setelah duduk di bangkulu SMA justru saya suka dengan musik dan terobsesi ingin jadi musisi profesional," ujar Akhadiat Denny.

Baca Juga: Daftar Enam Orang Tersangka Kasus Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Denny mengisahkan, setelah lulus dari SMP Negeri 1 Curup Rejang Lebong dia melanjutkan sekolah di SMA Negeri 6 Bandung, Jawa Barat. Sejak SMA ini dia mulai mempelajari dan menekuni dunia musik.

Setelah lulus SMA tahun 2000 dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Pasundan Bandung, mengambil jurusan Seni Musik. Kemampuan bermusiknya pun semakin matang, serta pergaulannya semakin luas.

"Sejak di Bandung saya pernah menjadi operator studio rekaman, pernah menjadi crew band, sehingga pergaulan saya semakin luas," ujar pengidola Jimi Hendrix.

Baca Juga: Seluruh ASN Kemenag Wajib Ikuti Uji Kompetensi: Jika Kurang Memenuhi Syarat, Siap-siap Dimutasi

Bahkan Denny pernah menjadi gitaris sessionist drummer Ada Band, Eel Ritonga dan gitaris sessionist Duo Maia.

Hingga akhirnya, di tahun 2010 Akhadiat Denny mendapat pekerjaan sebagai music composer atau programing di salah satu perusahaan terkenal di Malaysia yakni KRU Studios. Di sinilah awal karir Akhadiat Denny di negeri ratau, Malaysia.

Di KRU Studios ini Akhadiat Denny mendapat tugas membuat musik scoring film-film bioskop dan meng-arransement musik-musik para musisi di Malaysia.

"Dari situ saya akhirnya mendapat rezeki untuk bergabung bersama Mojo Band," kata Denny.

Baca Juga: Beredar, Surat Al-Kahfi di Al Quran Terbitan BWA Salah Cetak, Begini Tanggapan Kemenag

Selain sebagai gitaris, Akhadiat Denny juga dikenal sebagai programer atau music composer. Sehingga, pada tahun 2019 dia mendapat tawaran bergabung di sebuah perusahaan ternama, Durio SDN BHD sebagai music programer atau music composer.

Salah satu musik yang digarap oleh Akhadiat Denny di perusahaan tersebut adalah, film animasi yang sangat terkenal hingga ke Tanah Air yaitu Omar dan Hana.

"Pada awalnya saya terobsesi ingin menjadi gitar hero. Namun, Alhamdulillah, pengalaman meng-compose musik dan meng-arransement musik lah yang menyelamatkan hidup saya," ucap Denny.

Baca Juga: Mengunjungi Rumah Kakek Buyut Artis Ashanty di Pasar Tengah Curup Rejang Lebong, Konstruksi Masih Asli

Akhadiat Denny mengungkapkan, menjadi seorang musisi harus memiliki kemampuan bertahan, tidak mudah menyerah. Sebagai musisi harus berjuang mengejar cita-cita, tentunya dengan cara menekuni semua ilmu-ilmu musik.

Dia berpesan, sebagai musisi tidak harus menjadi artis terkenal, tapi bisa melakukan pekerjaan lain yang berkaitan dengan musik.

"Saya ingat pesan ayah saya, disaat saya sempat down karena tidak bisa jadi artis terkenal. Bapak saya berpesan 'musisi bukan hanya untuk jadi artis terkenal, dirimu bisa jadi guru, jadi composer,' dari situ akhirnya saya bangkit kembali dan menekuni music programming," ungkap Denny.

Baca Juga: 35 Saksi Internal Polri dan Eksternal Telah Diperiksa Terkait Tragedi Kanjuruhan

"Ingat, tidak semua orang terlahir sebagai Rock Star. Mencintai musik bukan untuk menjadi terkenal. Jika kita mencintai musik dengan tulus, Insya Allah rezeki akan mengejar kita, meskin bukan sebagai artis terkenal," pungkas Denny.

Terakhir dia berpesan, pelajarilah software programing musik dan asah arransement musik. Kemudian, jadikan saingan atau rival sebagai partner untuk memperkaya ilmu dalam bermusik.

"Di zaman sekarang, gunakan media sosial untuk mempresentasikan hasil karya. Fokus pada karya, bukan fokus ingin jadi terkenal," pesan Denny.***

Editor: Iman Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler