Network
IKOBENGKULU.COM - Sebuah penelitian mutakhir yang dilakukan oleh tim peneliti dari Ohio State University Wexner Medical Centre telah mengungkapkan bahwa kebiasaan mengisap vape atau vaping bisa memicu peradangan pada paru-paru yang mengarah pada bronkitis.
Menurut Mayo Clinic, penyebab paling umum dari bronkitis kronis atau jangka panjang adalah merokok. Orang yang menderita bronkitis mungkin menghadapi gejala seperti nyeri dada, mengi, sesak napas, dan batuk berdahak.
Penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal ini mencatat bahwa sebanyak 81 persen partisipan yang mengonsumsi vape setidaknya dalam satu bulan terakhir, berisiko tinggi untuk mengalami mengi. Kelompok ini juga lebih mungkin mengalami bronkitis atau gejala serupa bronkitis.
Contoh gejala bronkitis meliputi batuk berdahak dan hidung tersumbat tanpa adanya pilek, atau batuk yang berlangsung selama minimal tiga bulan.
Temuan penelitian juga mengindikasikan bahwa partisipan yang telah menggunakan vape dalam sebulan terakhir, memiliki risiko 78 persen lebih tinggi untuk mengalami sesak napas. Angka ini mengundang keprihatinan, mengingat dampak yang signifikan terhadap kesehatan.
Baca Juga: Wanita Perlu Waspada: Minuman Berpemanis Meningkatkan Risiko Kanker Hati dan Penyakit Kronis
Dr. Alanya Tackett, seorang peneliti, mengatakan bahwa studi ini semakin menguatkan bukti bahwa rokok elektrik menyebabkan masalah pernapasan yang memerlukan perhatian serius terkait regulasi.
Tackett juga mengomentari bahwa saat ini regulasi terhadap rokok elektrik belum sepenuhnya mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan, padahal berbagai studi telah mengungkapkan masalah gigi, paru-paru, dan daya ingat akibat penggunaan vape.
Tackett menambahkan bahwa risiko terhadap bronkitis bagi pengguna vape haruslah diperhatikan dengan serius. Meskipun bronkitis seringkali dapat membaik dalam waktu tiga pekan, namun kondisi ini berpotensi memicu komplikasi serius seperti pneumonia dan gangguan pernapasan yang lebih parah. ***
