Network
IKOBENGKULU.COM - Menurut para ahli, termasuk para ulama dan ahli kesehatan, wanita hamil dan menyusui dapat berpuasa selama bulan Ramadhan jika kondisi kesehatan mereka memungkinkan. Namun, mereka harus mempertimbangkan kebutuhan nutrisi dan kesehatan mereka serta janin atau bayi yang mereka rawat.
Dr. Faridah Kusnin, seorang spesialis kandungan dan kebidanan, mengatakan bahwa keputusan untuk berpuasa bagi wanita hamil dan menyusui sebaiknya didasarkan pada kondisi kesehatan mereka dan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi.
Jika wanita tersebut dalam kondisi kesehatan yang baik dan kehamilannya berjalan normal, maka berpuasa mungkin diperbolehkan. Namun, jika ada risiko terhadap kesehatan ibu atau janin, berpuasa mungkin tidak disarankan.
Dalam pandangan Islam, wanita hamil dan menyusui diberikan keringanan untuk tidak berpuasa jika mereka merasa khawatir tentang kesehatan mereka atau anak mereka.
Baca Juga: Apakah puasa dapat membantu menurunkan berat badan? Ini penjelasan Ahli Dr. Jason Fung
Menurut Syekh Yusuf Al-Qaradhawi, seorang ulama terkemuka, wanita hamil dan menyusui dapat menggantikan puasa yang ditinggalkan dengan berpuasa di hari-hari lain setelah Ramadhan atau memberikan fidyah (pemberian makanan kepada orang miskin) sebagai gantinya.
Dr. Faridah Kusnin menyarankan agar wanita hamil dan menyusui yang memilih untuk berpuasa memastikan asupan nutrisi yang cukup saat sahur dan berbuka puasa, serta menjaga hidrasi tubuh dengan baik.
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, protein, dan karbohidrat kompleks, serta minum air dalam jumlah cukup sangat penting.
Jadi, wanita hamil dan menyusui diperbolehkan untuk berpuasa asalkan kondisi kesehatan mereka memungkinkan, dan mereka harus memastikan kebutuhan nutrisi dan hidrasi mereka terpenuhi untuk menjaga kesehatan diri dan anak mereka.
Namun, mereka sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memutuskan untuk berpuasa.***
