Huru-hara Berdarah di Benteng Kematian (Bagian 1)

- 18 Mei 2022, 11:11 WIB
Ilustrasi huru-hara berdarah benteng Kematian
Ilustrasi huru-hara berdarah benteng Kematian /

Kekagetan orang-orang disana dipecahkan dengan satu seruan keras serdadu Inggris. Perutnya tertusuk sebilah tombak. Tak tunggu lama serdadu ini tewas dengan luka yang mengerikan.

Semua mata sekarang menatap ke arah atap sebelah kiri Benteng Fort York. Tegak sosok tubuh Pangeran Nata di Raja. Rambutnya yang panjang riap-riapan menutupi mukanya yang berdebu. Manusia bertopeng melengak kaget.

“Ternyata benar berita yang ku dapat ia menguasai ilmu “Kebal Rago” tak mempan pukulan maupun senjata” Batinnya.

Komandan serdadu sekali lagi memberikan isyarat. Letusan puluhan pucuk senjata kembali terdengar. Lagi-lagi Pangeran Nata di Raja tidak mempan terkena tembakan. Jangankan luka tergores pun tidak. Kali ini manusia bertopeng segera naik ke atas atap.

“Nata di Raja aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini, ayo hadapi aku” tantang manusia bertopeng.

“Manusia bertopeng laknat, antek penjajah siapa dirimu sebenanrnya?” Tanya sang Pangeran. Suaranya menggelegar karena menggunakan tenaga dalam tingkat tinggi.

“Kau boleh tanya pada setan-setan neraka !” selesai berkata demikian manusia bertopeng segera menyerang sang Pangeran dengan jurus – jurus mautnya. Pertempuran sengit pun terjadi.

Jika ditilik jelaslah tekhnik silat yang dimiliki manusia bertopeng ini berada satu dua tingkat di atas sang Pangeran. Namun, beberapa kali pukulan yang bisa meremukkan batu menghantam tubuh sang Pangeran, justru sang Pangeran tua ini tertawa terbahak-bahak.

Jurus “Kebal Rago” memang jurus yang luar biasa dan langka. Hanya anak keturunan raja Selebarlah yang mampu menguasai jurus dahsyat nan langka ini.

Dua puluh jurus telah lewat. Jika tadi manusia bertopeng berada di atas angin, sekarang giliran sang Pangeran mendesaknya. Berkali-kali pukulan pangeran hamper mengenai bagian tubuhnya yang vital. Satu tinju mengarah ke arah dada manusia bertopeng, namun masih sempat terlihat olehnya. Adu pukulan tak terelakkan.

Halaman:

Editor: Iyud Dwi Mursito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x