Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

1 Juni 2022, 15:07 WIB
Refleksi Folosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara /perpus nasional

Oleh: Dizartika, S.T.,Gr *

Ki Hajar Dewantara adalah seorang Bapak Pendidikan Nasional yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat . Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Beliau memiliki banyak filosofi pendidikan yang sangat cemerlang dan sangat relevan diterapkan dalam konsep pendidikan Indonesia saat ini.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.

Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Sebelum saya memahami Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya memahami bahwa kelas dan murid adalah tempat saya berbagi ilmu pengetahuan. Dan setiap ilmu yang saya sampaikan ke anak-anak dikelas haruslah diterima oleh anak-anak secara keseluruhan dengan metode yang saya pilih tanpa memikirkan kondisi mereka terlebih dahulu. Saya mengajar dengan metode konvensional seperti ceramah dan lanjut memberikan tugas.

Adapun sesekali menggunakan media pembelajaran tetapi tidak memikirkan apakah media pembelajaran yang saya gunakan sesuai dengan minat atau keinginan anak didik. Dan sistem yang saya jalankan ini sudah berlangsung begitu lama yang tanpa saya sadari ada kondisi dimana beberapa anak-anak bosan dan enggan menerima ilmu yang saya berikan. Dan saya yakin kondisi pembelajaran yang seperti ini tidak hanya terjadi pada saya.

Dan kemudian saya membaca kata motivasi dari Ki Hajar Dewantara yang sangat menginspirasi saya. Bahwa, Untuk menjadi seorang Guru itu kita harus belajar sepanjang hayat.

Penulis: Dizartika, S.T.,Gr

Sejatinya anak didik itu bukanlah selembar kertas kosong yang bisa kita gambar sesuai keinginan kita. “Anak lahir dengan kekuataan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan pendidikan adalah menuntun(memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis sama-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan).

Setiap anak punya keunikan masing-masing. Dan kita sebagai guru harus memahami kondisi anak didik kita sebelum kita memberikan ilmu pengetahuan baru.

Adapun hal-hal penting yang harus kita terapkan pada sistem pendidikan yang sesuai dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah :

1. Menuntun (Selamat dan Bahagia)
2. Kodrat Anak (Merdeka dan Bermain)
3. Berpihak Pada Anak (Menghamba Pada Anak / Student Learning Centre)
4. Bukan Tabula Rasa (Anak Bukan Kertas Kosong)
5. Budi Pekerti (Watak dan Karakter)
6. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
7. Menebalkan Laku Konteks Sosio Kultral

Menurut saya semua pemikiran Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan untuk sistem pendidikan saat ini. Setelah saya mempelajari dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara banyak sekali yang harus saya ubah dari sistem pembelajaran saya.

Dan yang mulai saya terapkan dalam sistem pendidikan ditempat saya bertugas adalah mencoba memahami kondisi setiap anak sebelum saya bertindak, baik pada saat pembelajaran maupun pada saat diluar konteks pembelajaran.

Adapun perubahan yang saya terapkan dalam konteks pembelajaran adalah sebelum memulai pembelajaran saya memastikan kelas tempat belajar adalah ruangan yang nyaman untuk saya dan anak-anak belajar.

Saya memastikan kondisi anak baik jiwa dan raganya berada dikelas dan bersama saya siap untuk berkolaborasi bersama saya dan anak-anak yang lain. Karena dengan kenyamanan tempat, hati dan perasaan akan membuat anak-anak mengeksplor semua ynag ada pada diri mereka sendiri secara merdeka, sesuai kodratnya. Dan tentunya jika kita menyampaikan sesuatu dengan hati dan yang menerima juga dengan hati maka akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Selain itu dalam sistem pembelajaran saya menggunakan sistem pembelajaran yang berpusat pada anak atau sesuai dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu Berpihak Pada Anak. Jadi dalam pembelajaran saya sebagai guru hanyalah fasilitator dalam pebelajaran dan pelaku utama dalam pembelajaran itu sendiri adalah anak-anak.

Dan yang tidak kalah pentingnya karena saya adalah seorang Guru TIK/Informatika maka saya selalu mengedepankan Informasi dan Teknologi dalam sistem pembelajaran. Karena untuk pendidikan saat ini Informasi dan Teknologi adalah suatu hal yang tidak boleh kita tinggalkan tentunya sesuai dengan salah satu Pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu Kodrat Zaman.

Adapun refleksi saya yang sangat besar efeknya terhadap anak didik saya adalah cara saya dalam menghadapi anak-anak. Sebelum saya memahami Filosofi Ki Hajar Dewantara saya selalu memberikan konsekuensi kepada anak didik saya jika mereka terlambat dalam hal tugas, tidak fokus dalam pembelajaran ataupun terlambat masuk kelas tanpa melihat kondisi yang terjadi. Itu mungkin suatu yang menakutkan untuk anak-anak.

Namun setelah saya memahami Pemikiran Ki Hajar Dewantara saya selalu mencoba memahami dan menyelami kondisi anak dalam segala hal. Dan kemudian membantunya dalam menyelesaikan kesulitan yang mereka hadapi. Dan hasilnya, anak-anak lebih dekat dan menerima saya sebagai teman yang pantas untuk mereka tauladani.

Karena motivasi saya menjadi seorang guru adalah jadilah seseorang yang bermanfaat untuk dunia pendidikan dan menjadi seseorang yang selalu dirindukan muridnya.***

*Pendidik SMPIT IQRA’ Kota Bengkulu,
Calon Guru Penggerak Angkatan 5

 

Editor: Iyud Dwi Mursito

Tags

Terkini

Terpopuler