Ratusan Babinsa Dikerahkan Menyisir Warga Tak Miliki Jamban, Demi Cegah Potensi Stunting di Seluma

24 September 2022, 13:12 WIB
Komando Distrik Militer 0425 Seluma menurunkan sejumlah personel Bintara Pembina Desa Babinsa. /


IKOBENGKULU.COM - Untuk membantu pemerintah daerah setempat dalam percepatan penurunan stunting di daerah itu dengan program TNI AD Manunggal Air, Komando Distrik Militer (Kodim) 0425 Seluma menurunkan sejumlah personel Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Babinsa akan menyisir warga desa, kelurahan yang belum memiliki jamban dan akses sumber air bersih. Hal itu yang dinilai bagian dari faktor menyumbang stunting.

Melalui prorgam tersebut dapat membantu masyarakat atau keluarga berpotensi stunting yang kesulitan air bersih dan jamban. Sehingga diharapkan dapat menekan kasus stunting baru.

Program TNI Manunggal Air yang merupakan kegiatan penyediaan air bersih bagi masyarakat yang kesulitan mendapat akses air bersih dan jamban.


"TNI AD Manunggal air bersih itu telah menyasar di tiga titik wilayah, Desa Padang Capo, Lubuk Sandi dan Talo. Kegiatan manunggal air bersih tersebut tengah berjalan dan optimis pada akhir 2022 dapat menyentuh seluruh wilayah tersebut," kata Komandan Kodim 0425/Seluma Letkol Inf Syafrinaldi, S.E kepada wartawan.

Baca Juga: Bagikan Asupan Gizi Ke Masyarakat, Dandim Seluma Santuni Keluarga Berisiko Stunting

Untuk mencapai sasaran tersebut Kodim Seluma selain menggiatkan program TNI AD Manunggal Air Bersih juga menggalakkan pemanfaatan lahan kosong/terlantar dengan mengkonversi menjadi lahan produktif.

"Lahan tersebut difungsikan untuk menanam bahan pangan lokal, seperti singkong[ubi dan jagung," ujar Syafrinaldi.

Masih Dandim, tidak hanya mengedukasi warga terhadap risiko dan penyebab stunting, seratus lebih Babinsa di daerah itu telah terlatih sebagai motivator program KB untuk mendapatkan akseptor guna mengatur jarak kelahiran yang ideal dalam keluarga, akhiri Syafrinaldi.

Baca Juga: Hasil UEFA Nation League, Dibekuk Italia di San Siro Inggris Terdegradasi

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Ir. Rusman Efendi., M.M menyebutkan, bahwa penanganan stunting selain dilakukan intervensi spesifik dengan memberikan makan dan gizi cukup terhadap kelompok-kelompok rentan.

"Juga harus seimbang dengan aksi intervensi sensitif yaitu penyuluhan/edukasi masyarakat untuk membiasakan hidup lingkungan bersih. Itu semua dapat diraih atau dicapai dengan keberanian masyarakat untuk merubah perilaku, perilaku sehat lingkungan, makan," katanya.

Selain itu, intervensi melalui program pengaturan jarak kehamilan yang ideal dan sehat, hindari hamil usia terlalu muda, hamil usia terlalu tua, terlalu sering atau banyak melahirkan dan hindari kehamilan yang terlalu rapat.

Melalui berbagai aksi intervensi, ia optimis penanganan stunting di Bengkulu dapat diatasi hingga turun sesuai harapan dan sasaran nasional sebesar 14 persen pada 2024, demikian Rusman. ***

Editor: Iyud Dwi Mursito

Tags

Terkini

Terpopuler