IDAI Perbolehkan Konsumsi Paracetamol pada Anak, Sepanjang Ikuti Anjuran Dokter

- 19 Oktober 2022, 20:10 WIB
Ilustrasi anak
Ilustrasi anak /Bojes seran/kemenkes.go.id

IKOBENGKULU.COM - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan klarifikasi terkait larangan mengonsumsi paracetamol pada anak, karena dianggap bisa menyebabkan gagal ginjal.

Dikatakan Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, IDAI tetap memperbolehkan masyarakat untuk mengonsumsi paracetamol jika mengalami gejala demam selama masih mengikuti anjuran dokter.

Sebab menurutnya, hasil penelitian terkait gagal ginjal akut belum konklusif di Indonesia.

Baca Juga: Kemenkes Sebut 99 Orang Balita Meninggal Akibat Gangguan Ginjal Akut Progresif

Piprim mengatakan, apabila sudah ada temuan produk tertentu mengandung bahan berbahaya menurut BPOM, maka berhak untuk menyetopnya.

“Kalau sudah ada hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyatakan produk tertentu mengandung bahan berbahaya, silakan,” ucapnya.

Piprim menyoroti isu yang beredar terkait penyetopan paracetamol yang dikaitkan dengan gangguan ginjal akut di Indonesia.

Baca Juga: Warga Puji Program TMMD Kodim 0409 Rejang Lebong Karena Dinilai Bermanfaat

Menurut Piprim, dari banyaknya kasus gangguan ginjal akut yang ada di Indonesia, belum satupun yang mengerucut pada satu akar masalahnya.

Piprim dan pihaknya bersama dengan Kementerian Kesehatan RI masih mendalami sejumlah teori yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

Teori yang dimaksud ialah, pengaruh Adenovirus pada penyintas Covid-19, Leptospirosis, hingga campuran dietilen glikol dan etilen glikol pada bahan pelarut obat sirup yang mengandung paracetamol. Hal tersebut yang diduga sebagai pemicu kematian balita di Gambia, Afrika.

“Pelajaran kasus di Gambia, kandungan etilen glikol di pelarut obat batuk sirup banyak memicu kejadian gangguan ginjal akut. Saat itu disetop, kasusnya menurun,” ucap Piprim.

Baca Juga: KNPI Provinsi Bengkulu Dukung Kakek Ashanty Prof. Abdullah Siddik Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional

Dengan adanya laporan tersebut, IDAI sebagai organisasi yang mewadahi dokter spesialis anak di Indonesia memiliki tanggung jawab dalam memberikan perlindungan yang maksimal bagi anak dari segala risiko penyakit.

Salah satunya ialah, memberikan edukasi kepada masyarakat untuk merasionalkan penggunaan obat, serta membiasakan diri untuk berkonsultasi dengan dokter terkait konsumsi obat.

Dengan memberikan informasi seperti yang terjadi di Gambia, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan tidak asal dalam memberikan obat pada anak.

Baca Juga: Politik Uang pada Pemilu 2024 Sulit Dihindari Selama Pendapatan Perkapita Masih Rendah

“Kalau IDAI adalah kewaspadaan dini. Kasus gangguan ginjal akut yang tidak selamat juga banyak. Apa pun yang ada kecurigaan, harus waspada,” ujarnya.

Piprim mengatakan, bahwa pihaknya tidak memiliki kapasitas untuk menyetop penggunaan obat. Namun, ia dan pihaknya hanya bisa dengan memberikan anjuran pada masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi obat, termasuk pada anak-anak.

Ia menyarankan apabila anak mendapati gejala demam, maka jangan langsung memberikan obat, sebab demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virus.

Baca Juga: AFC Resmi Tunjuk Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Asia 2023, Kandaskan Harapan Indonesia

Sehingga menurut Piprim, dapat diupayakan terlebih dulu untuk memberikan kompres hangat.

Terkait dengan paracetamol yang beredar di pasaran menurutnya belum tentu menjadi penyebab gangguan ginjal akut di Indonesia.

“Sebagai contoh, pagi tadi saya dihubungi salah satu ibu empat anak. Beliau bilang anaknya usia 7 bulan wafat,” ujar Piprim.

Piprim mengatakan bahwa anak-anak dari ibu tersebut mengalami gejala demam yang sama. Tiga kakak tersebut mengonsumsi obat paracetamol, sementara adik mereka yang wafat tidak.

“Buktinya yang meminum paracetamol tidak apa-apa. Yang meninggal malah yang tidak mengonsumsi paracetamol,” ucapnya.***

Editor: Iman Kurniawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah