Menurut Reni, rumah tersebut memang sengaja untuk dipertahankan keasliannya, karena termasuk rumah tua. Rumah tua tersebut sering digunakan oleh kerabat dan sanak famili berkumpul, pada saat hari-hari besar. Seperti pada saat hari raya Idul Fitri.
"Kalau lebaran, keluarga yang tinggalnya jauh maupun dekat pada kumpul di sini," kata Reni.
Baca Juga: Wagub Bengkulu Minta BWS Sumatera VII Turun Atasi Longsor yang Mengancam Rumah Warga Lubuk Gedang
Rencananya, pada pertengahan bulan November nanti Ashanty dan keluarga besarnya akan berkunjung ke Bengkulu, melihat tanah kelahiran leluhurnya. Salah satu agendanya pada saat kunjungan nanti yaitu mengunjungi rumah kakek buyutnya, H.M Saleh atau tempat masa kecil kakek Ashanty, KH. Abdullah Siddik. Sekaligus berziarah ke makam kakek buyutnya itu di TPU Kelurahan Talang Rimbo Baru, Curup Tengah.
"Alhamdulillah, kami akan senang sekali kalau Ashanty mau mammpir ke sini (Pasar Tengah, Curup). Melihat rumah kakek buyutnya. Semoga dia (Ashanty) dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang.
Di sisi lain, kakak kandung Ashaty, Gangsar Sambodo membenarkan, bahwa pada pertengahan November 2022 nanti ada agenda berkunjung ke Bengkulu, dalam rangka berziarah dan silaturahim ke kluarga besarnya di Bengkulu.
"Iya, Insya Allah kalau tidak ada halangan, keluarga besar (Ashanty) November nanti ada agenda ke Bengkulu," pungkas Gangsar.
Biografi Prof. KH. Abdullah Sidik