Cerita Rakyat Daerah Bengkulu – Nantu Kesumo dan Asal Mula Nama Bengkulu

- 25 Mei 2022, 08:57 WIB
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa.
Ilustrasi Cerita Rakyat mengisahkan Raja Brawijaya V yang tersebar di seluruh rakyat Jawa. /Youtube Memisahkan Fakta dari Cocoklogi Seputar Prabu Brawijaya

Alkisah pada waktu itu Kerajaan Aceh sedang merayakan pertunangan Putri Aceh. Salah satu acaranya adalah mengadakan gelanggang pertaruhan selama tiga bulan.

Barangsiapa yang akan mengikuti pertaruhan harus minta izin kepada kakak Putri Aceh yang bernama Raden Cili. Sesudah mendapat izin, calon peserta harus menyerahkan dua peti uang kepada Putri Aceh. Satu peti berbentuk panjang dan satunya lagi berbentuk pendek. Nantu Kesumo menggunakan kesempatan ini untuk bertemu muka dengan idaman hatinya Ratu Aceh.

Ia diizinkan mengikuti pertaruhan. Ia pun menyerahkan dua peti uang Putri Aceh. Pada saat itulah ia bertemu muka dengan Putri Aceh, untuk pertama kalinya yang dapat membuat keduanya saling jatuh cinta. Hubungan cinta ini tidak disetujui Raden Cili.

Baca Juga: Cerita Rakyat Daerah Bengkulu – Asal-usul orang Lembak di Bengkulu

Nantu Kesumo pun masuk ke gelanggang pertaruhan. Ia mengikuti pertaruhan permainan Gelincing Jae, yaitu sebuah permainan yang mempergunakan uang sen sebanyak dua keping yang diempaskan di atas batu. Dalam permainan ini Nantu Kesumo kalah meraub, menang meraub. Terjadilah keributan di tengah gelanggang. Permainan Gelincing Jae dihentikan, diganti dengan pertaruhan penyambung Ayam. Ayam Nantu Kesumo selalu menang, tak pernah sekali pun mengalami kekalahan. Hal ini dilaporkan oleh panitia pertaruhan kepada Raden  Cili. Kemenangan Nantu Kesumo tidak disenangi oleh Raden Cili. Ia meme­ rintahkan para prajurit kerajaan untuk menangkap Nantu Kesumo. Hal ini diketahui oleh Nantu Kesumo, ia pun membuat keributan dengan memukul canang dari tempururtg. Bunyi tempurung itu sebagai tanda naiknya harga beras. Tanda ini menimbulkan kemarahan kepada peserta pertaruhan yang kalah. Jumlah yang kalah sangat besar, terjadilah keributan yang hebat. Banyak korban berjatuhan.

Konon dari Bengkulu telah diutus seorang pemuda untuk menjemput Nantu Kesumo. Pemuda itu berbaju Kuning. Perjalanan memerlukan waktu yang panjang, sedang persediaan makanan terbatas.

Ia kehabisan makanan di tengah perjalanan. Oleh karena itu ia singgah mendarat dan mendapatkan  kebun  pisang. Kebun  itu milik seorang nenek tua. Oleh nenek itu ia dipersilahkan makan pisang sepuas-puasnya, sampai ia tidak bisa berjalan, karena kekenyangan, akibatnya tidak sampai ke tempat tujuan.

Sementara itu keributan di Aceh berlangsung terns. Nantu Kesumo terluka di lambung tunggai dan Iuka-Iuka di ujung kuku (mungkin maksudnya tidak seberapa). Raden Cili dan pasukan tentaranya tidak dapat menangkap Nantu Kesumo.

Raden Cili dan tentaranya berusaha menghentikan keributan dan kekacauan itu. Dalam keadaan kacau itu Nantu Kesumo memanfaatkan kesempatan yang baik ini dengan menemui Ratu Aceh untuk membawanya lari ke Bengkulu.

Dibawalah Ratu Aceh ke luar istana kerajaan. Pada malam harinya mereka menuju ke pantai untuk selanjutnya berlayar menuju Bangka hulu. Perahu yang digunakan adalah tetap perahu Rejung Kelam. Kedua insan itu pura-pura gembira dan bahagia. Nantu Kesumo gembira karena maksudnya tercapai, membawa pulang Ratu Aceh. Sedang Ratu Aceh gembira karena ia dapat bebas  dari kungkungan adat kerajaan, bebas  menikmati keindahan alam.

Halaman:

Editor: Doris Susama

Sumber: Buku Cerita Rakyat Daerah Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah