Baca Juga: Cerita Rakyat Daerah Bengkulu - Alim Murtad
Sebagai manusia biasa yang normal Nantu kesumo tidak tahan hidup membujang terus.
Akan tetapi ia tidak mau kawin dengan wanita biasa. Wanita yang menjadi idamannya adalah Ratu Aceh. Kecantikan Ratu Aceh sudah terkenal di mana-mana, karena itulah Nantu Kesumo bermaksud menjadikannya sebagai istri. Ia akan pergi ke Negeri Aceh untuk melamar.
Sebelum berangkat ke Negeri Aceh ia mengutarakan niatnya itu kepada Kayu Mentiring. “Saudaraku Kayu Mentiring, saya berniat pergi ke Negeri Aceh, dengan maksud untuk melamar Ratu Aceh. Doakanlah agar maksud saya berhasil”, kata Nantu Kesumo.
“lngat Nantu Kesumo, antara kita dengan Negeri Aceh selalu bermusuhan, lamaran mustahil diterima”, kata Kayu Mentiring.
Niat Nantu Kesumo untuk meperistri Ratu Aceh sudah nekat, oleh karena itu saudaranya terpaksa menyetujui seraya katanya, “Kalau demikian kemauanmu, saya akan membantumu. Apapun yang terjadi kita hadapi bersama”.
Alkisah, maka berangkatlah Nantu Kesumo seorang diri dengan perahu yang bernama Rejung Kelam.
Setelah kurang lebih satu bulan berlayar sampailah ia ke tepi pantai tempat pemandian Raja Aceh. Tempat ini selalu dijaga oleh hulu balang Raja. dengan senjata meriam yang diarahkan ke laut untuk menembak musuh.
Perahu Nantu Kesumo dapat dilihat oleh hulu balang Raja, penjaga pemandian. Mereka menembakkan meriam ke arah perahu Nantu Kesumo. Tak satu pun peluru meriam mengenai Nantu Kesumo.
la tidak tembus oleh peluru. Penjaga pemandian lari ketakutan. Nantu Kesumo pun mendarat dan masuk ke Negeri Kerajaan Aceh.