Kesaksian Menegangkan Pegawai Koperasi, Ibu Satu Keluarga di Kalideres Sudah Jadi Mayat Sejak Mei 2022

22 November 2022, 12:29 WIB
Kesaksian Menegangkan Pegawai Koperasi, Ibu Satu Keluarga di Kalideres Sudah Jadi Mayat Sejak Mei 2022 /PMJ News

IKOBENGKULU.COM - Mengejutkan, ternyata ibu dalam keluarga yang tewas ‘mengering’ di Kalideres sudah jadi mayat sejak Mei 2022. Hal tersebut disampaikan polisi dalam jumpa pers terbaru, di Polda Metro Jaya.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan, jika keterangan tersebut pihaknya peroleh berdasarkan kesaksian seorang pegawai koperasi simpan pinjam.

Sebab, pegawai koperasi tersebut sempat mendatangi rumah keluarga itu pada Mei 2022 lalu, ketika hendak menyelesaikan satu urusan.

Baca Juga: Polisi Belum Bisa Ungkapkan Hasil Autopsi, Sebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Masih Misteri

Menirukan ekspresi saksi (pegawai koperasi), Hengki mengatakan pegawai itu kontan meneriakkan takbir lantaran melihat mayat Renny Margaretha (68), terbujur di kamar tidurnya.

Hengki menceritakan, bagaimana pegawai koperasi tersebut bisa masuk ke dalam rumah keluarga di Kalideres pada Mei 2022 lalu.

Awalnya pegawai koperasi itu datang ke rumah korban untuk memeriksa sertifikat rumah yang akan digadaikan salah satu korban, yakni Budiyanto Gunawan (69).

Berdasarkan pengakuan dari pegawai koperasi, sejak awal melangkah masuk ke dalam rumah, memang sudah tercium bau busuk yang menyengat.

Baca Juga: Diusukan Duet Prabowo-Ganjar di Pilpres 2024, Begini Tanggapan Gerindra

"Kemudian, ditanyakan Ibu Renny ada di mana, 'sedang tidur di dalam' (kata anaknya, Dian). Kemudian pegawai ini minta diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu kamar dibuka, pegawai masuk, menyeruak bau lebih busuk lagi," kata Hengki, Senin, 21 November 2022, Ikobengkulu.com kutip dari Pikiran-Rakyat.com

Di dalam kamar, pegawai koperasi itu mencium bau busuk yang semakin kuat. Namun putri Renny, Dian Febbyana (42) dengan santai meminta si pegawai koperasi untuk tak menyalakan lampu.

Dian saat itu berdalih ibunya sedang tertidur pulas dan sensitif terhadap cahaya sehingga lampu di kamar harus terus padam.

"'Tapi jangan hidupkan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya'. Kata atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," ucap Hengki menirukan kesaksian pegawai koperasi.

Baca Juga: Gempa Cianjur Akibatkan 162 Orang Meninggal Dunia dan Ribuan Rumah Rusak

Kendati awalnya menurut pada instruksi Dian, pegawai koperasi makin merasa janggal saat mencoba membangunkan Renny Margaretha, sebab badannya terasa benyek atau lunak.

Lantaran curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi itu menghidupkan flash handphone-nya, sehingga tampak lah kondisi Renny yang telah menjadi mayat.

"Pada saat dibangunkan untuk cek sertifikat ini, dipegang-pegang ini agak gembur, agak curiga tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam itu menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir 'Allahu Akbar ini sudah mayat'," ujar Hengki.

Tanpa ba bi bu, si pegawai koperasi langsung keluar dari kamar dan bersiap pergi meninggalkan rumah bersama dua staf koperasi lainnya.

Baca Juga: Realisasi Penyaluran DAK Nonfisik Bantuan Sekolah di Bengkulu Sudah Capai 96,33 Persen

Saat itu, adik ipar Renny, Budianto disebutkan sempat mengejar dan meminta pegawai koperasi itu untuk bungkam soal mayat di rumah tersebut.

"Kemudian langsung keluar, yang bersangkutan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai pinjam uang ini. Langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar,” ucap Hengki.

“Pada saat keluar, (dia) teriak (lagi) Allahu Akbar kemudian saksi dikejar oleh Budianto. ‘Tolong jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan ke pihak RT, ke warga sini’ (kata Budianto), dan ini memang tidak dilaporkan," tutur Hengki.***

Editor: Iman Kurniawan

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler