Dengan demikian, bulan Safar bisa menjadi waktu tepat untuk introspeksi dan bertaubat. Apakah kita sudah bertawakal sepenuh hati kepada Allah, atau masih banyak yang perlu diperbaiki.
6. Bulan Safar sebagai Saat untuk Mengakui Dosa-Dosa
Di samping mitos dan takhayul di bulan Safar yang banyak mendatangkan kesialan, sebagai seorang mukmin kita harus sering berintrospeksi terhadap dosa-dosa. Peristiwa buruk yang terjadi pada diri kita bukan disebabkan karena bulan Safar atau karena makhluk lain, melainkan karena diri kita sendiri.
Baca Juga: Login kemnaker.go.id Cek Penerima BSU Rp 600.000 Bagi Pekerja Bergaji di Bawah Rp 3,5 Juta
Musibah bisa datang kepada kita karena maksiat dan dosa yang kita lakukan. Sebagaimana firman Allah, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.Asy Syuraa: 30). Seiring dengan taubat yang kita lakukan, akuilah dosa-dosa yang telah kita perbuat.
7. Saat Bertasbih kepada Allah
Dengan mengakui dosa-dosa, kita bisa mengiringinya dengan mengagungkan dan mensucikan Allah. Karena itu, bulan Safar bisa menjadi saat untuk memperbanyak tasbih kepada Allah.
8. Terjadinya Peristiwa Hijrah Rasulullah
Di bulan Safar, Rasulullah mendengar bahwa kaum kafir Quraisy akan membunuhnya. Beliau kemudian hijrah menuju Yatsrib (kini Madinah) bersama Abu Bakar Ash Shiddiq. Di sana, Rasulullah dan dakwah beliau disambut oleh kaum Anshor.
Baca Juga: Link Savefrom.net, Cara Download Video Membuat Watermark CapCut Hilang Seketika