Kelompok Tani Robusta Organik Batang Manggus di Rejang Lebong, Berkomitmen Meninggalkan Zat Kimia

- 26 Desember 2022, 10:26 WIB
Penandatangan kerja sama Kelompok Tani Robusta Organik Batang Manggus Rejang Lebong dengan Bermani Coffee dan HRRD, Minggu, 25 Desember 2022
Penandatangan kerja sama Kelompok Tani Robusta Organik Batang Manggus Rejang Lebong dengan Bermani Coffee dan HRRD, Minggu, 25 Desember 2022 /Ikobengkulu.com/Iman Kurniawan/

IKOBENGKULU.COM - Kelompok Tani Robusta Organik Batang Manggus, merupakan kumpulan para petani kopi robusta di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu yang berkomitmen meninggalkan bahan-bahan yang mengandung zat kimia.

Menariknya, kelompok tani dengan jumlah anggota 20 orang ini, 80 persennya masih berusia mileneal. Mereka ingin menjadi petani mileneal tanpa menggunakan bahan yang mengandung zat kimia.

Untuk semakin memantapkan komitmen mereka sebagai kelompok tani organik, pada Minggu, 25 Desember 2022, Kelompok Tani Robusta Organik Batang Manggus, yang diketuai oleh Hendry Hadinata menggelar pelatihan budidaya kopi organik di lokasi objek wisata buah, Kelurahan Talang Ulu, Curup Timur.

Baca Juga: Truk Batu Bara Mulai Melintasi Jalan Pramuka Hingga Batu Galing

"Tujuan kami menggelar pelatihan ini, untuk mengedukasi anggota kelompok tani di sekitar area batang manggus, bagaimana merawat kopi tanpa menggunakan bahan yang mengandung zat kimia," ujar Hendri.

Tidak tanggung-tanggung, pelatihan yang dilakukan pada Minggu kemaren, mereka mendatangkan orang-orang yang memang berkompeten di bidangnya. Serta mereka sebagai pemangku kebijakan daerah.

Di antaranya, Ketua DPRD Rejang Lebong, Mahdi Husen, Wakil Ketua DPRD Rejang Lebong, Edi Irawan HR, Kepala Dinas Pertanian Rejang Lebong, Zulkarnain, Prof. Alnofri (ahli pemuliaan tanaman) konsentrasi keilmuannya Tanaman Kopi dari Faperta UNIB, Dr. Zulbacrum Chaniago ( ahli ilmu Lingkungan) konsentrasi ilmunya Fisika lingkungan dari MIPA UNIB dan ( ketua APPSI Prov. Bengkulu), Dr. Rafles ( Ilmu Lingkungan) konsentrasi keilmuannya Sosial Ekonomi Lingkungan dari Faperta Unib dan Revo ketua komunitas peduli lingkungan, Humus Rejang Rekayasa D'compos (HRRD).

"Kami mengajak para petani untuk meninggalkan zat kimia dalam pengolahan tanaman kopi. Kami, mulai dari kelompok tani kami ini," kata Hendry.

Baca Juga: CSSF 2022 Diikuti 1.300 Pemain Sepakbola Usia Dini

Hendri mengungkapkan, salah satu penyebab buah kopi berkurang adalah, karena perawatannya terlalu banyak menggunakan zat kimia. Selain produksinya berkurang, harganya juga tidak sebaik kopi organik.

Halaman:

Editor: Iman Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x