Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, Bengkulu Memiliki Risiko Tinggi Keluarga Melahirkan Anak Stunting

22 Desember 2022, 17:39 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo mengatakan dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra di Provinsi Bengkulu Tahun 2022, Rabu (21/12/2022) malam./ Foto: iyud/ikobengkulu/ /

IKOBENGKULU.COM - Provinsi Bengkulu memiliki risiko tinggi keluarga melahirkan anak stunting. Dari jumlah populasi mencapai 2 juta lebih, tingkat kemiskinan yang rendah yakni sebanyak 297.230 orang atau 14,62 persen dibanding dengan risiko kelahiran anak stunting.

Hal ini diungkapkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo mengatakan dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra di Provinsi Bengkulu Tahun 2022, Rabu (21/12/2022) malam.

"Kemiskinan ekstrem di Bengkulu tidak tinggi. Jadi lebih banyak keluarga berisiko tinggi melahirkan anak stunting dibandingkan kemiskinan ekstrem. Dengan itu kami memilih mengendalikan risiko tinggi yang melahirkan anak stunting," kata Hasto.

Hasto yang didampingi Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah, bersama Anggota DPR RI Elva Hartati dan Kepala Perwakilan BKKBN Rusman Effendi, mengungkap banyak keluarga berisiko tinggi melahirkan anak stunting namun tidak masuk dalam kondisi kemiskinan ekstrem.

"Melihat persentase stunting di Bengkulu sebesar 22,1 persen itu masih sangat tinggi. Ditambah angka kelahiran total sebesar 2,21 persen. Semuanya itu tidak memiliki riwayat dalam kemiskinan ekstrem. Jadi pengendalian stunting menyasar ke semua lapisan masyarakat terutama menurunkan angka kelahiran remaja," papar Hasto.

BKKBN pun menurunkan angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun menjadi 21 kelahiran per 1000 wanita usia subur (WUS) rentang usia 15 sampai 19 tahun pada tahun 2022.

Pengendalian selanjutnya dengan meningkatkan median usia kawin pertama perempuan menjadi 22 tahun, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga menjadi 57 pada tahun 2022.

"Dengan demikian kami targetkan persentase penurunan stunting di Bengkulu hingga tahun 2024 sebesar 12,55 persen," kata dia.

Baca Juga: Dewan Beri Apresiasi Pendirian RSTG Kota, Ini Bentuk Memuliakan Kaum Perempuan

Untuk mencapai target sasaran dimaksud, BKKBN memberikan perhatian yang lebih pada operasi akar rumput berbasiskan data teknis yang termutakhirkan dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Tahun ini, kami telah selesai melaksanakan Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PPK) secara serentak di seluruh Indonesia. Produk data mikro dijadikan rujukan intervensi operasional di lapangan yang memberi keyakinan kepada kami bahwa program yang dirancang dapat ter’deliver’ secara tepat pada masyarakat yang membutuhkan," paparnya.

"Selain itu, bersama Kementerian PPN/Bappenas, kami menyusun Blueprint Pembangunan Kependudukan yang diharapkan dapat menjadi acuan perencanaan pembangunan nasional yang berwawasan kependudukan dan mendukung upaya perwujudan Indonesia Emas 2045," demikian Hasto.

Ditambahkan Kepala BKKBN Bengkulu, kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra DPR RI ini, harus kita tindaklanjuti bersama, diantaranya dengan penguatan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi Program Bangga Kencana dan Penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting di semua lini lintas sektor.

Kemudian menggerakkan dan memberdayakan peran pemangku kepentingan / mitra kerja dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Penyelenggaraan Percepatan Penurunan stunting melalui kegiatan sosialisasi kepada keluarga yang memiliki remaja dan remaja dalam persiapan kehidupan berkeluarga.

"Lalu menggerakkan dan memberdayakan lembaga negara untuk mendukung pembinaan pengasuhan 1000 HPK dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting, sehingga tercapai angka target penurunan stunting di Bengkulu," ujarnya.

Baca Juga: Rumah Sakit Tino Galo Diresmikan, Wali Kota Bengkulu: untuk Memuliakan Perempuan

Selanjutnya disampaikan Anggota DPR RI Elva Hartati, percepatan penurunan stunting merupakan program yang paling penting karena terkait pembangunan manusia Indonesia yang lebih berdaya saing di masa depan. Program percepatan penurunan stunting merupakan program prioritas dari Presiden Joko Widodo.

“Visi Indonesia Emas 2045 dapat dicapai apabila sumber daya manusia Indonesia unggul dalam persaingan global. Visi 2045 ini resmi, diatur dalam dua peraturan yakni tahun 2010 dan tahun 2016. Tahun 2045 Indonesia sudah maju,” kata Kepala BKKBN.

Karena itu Elva menyebutkan, percepatan penurunan stunting adalah program paling penting karena terkait pembangunan manusia Indonesia yang memiliki daya saing di masa depan.

Rapat Reviu Program ini merupakan salah satu wahana evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022.

Diharapkan melalui kegiatan ini dapat mengakselerasi pelaksanaan program dan anggaran serta menetapkan langkah- langkah strategis dalam meningkatkan capaian kinerja BKKBN.

Dalam pelaksanaan kampanye, Kepala BKKBN RI turut mengukuhkan Elva Hartati menjadi Bunda Genre Bengkulu dibarengi pengukuhan Duta Genre Kecamatan dan Desa se-Provinsi Bengkulu. ***

Editor: Iyud Dwi Mursito

Tags

Terkini

Terpopuler