Cerita Rakyat Daerah Bengkulu - Sejarah Persahabatan Bengkulu dan Aceh

- 24 Mei 2022, 12:22 WIB
Pangeran Cakrabuana, Putera Mahkota Pajajaran Pendiri Kesultanan Cirebon, Berikut Keturunanya/ilustrasi tangkap layar dari kanal youtube @yulia morgan
Pangeran Cakrabuana, Putera Mahkota Pajajaran Pendiri Kesultanan Cirebon, Berikut Keturunanya/ilustrasi tangkap layar dari kanal youtube @yulia morgan /

Pada malam harinya, Raden Alit  sudah merasa lelah,  lalu ia meninggalkan tempat itu sambil berkata, “Kalau kalian tidak puas, datanglah  ke tempat kami”. Lalu ia menjemput tunangannya dipersembunyian dan segera berangkat dari tempat itu, menuju Bengkulu.

Lama kelamaan tibalah  mereka di Ujung  Karang, Tapak Paderi sekarang. Ketika datangnya Raden Alit, Rindang Papan dan Lemang Batu telah ada menunggu di sana. Raden Alit menceritakan peristiwa yang dialaminya dan memberitahukan yang akan terjadi. Lemang Batu menyatakan bahwa ia telah bersedia untuk dijadikan  peluru  meriam,  jika  pasukan Aceh  datang menyerang.

Kira-kira dua hari kemudian tampak di tengah-tengah lautan sebuah kapal pasukan Aceh telah tiba. Meriam diletuskan, Lemang Batu yang telah  menjadi  peluru  meriam  tadi melayang lalu turun di  kapal pasukan  Aceh. Lemang Batu mengatakan, “Kalian datang ke sini, apakah dengan maksud baik atau dengan maksud jahat? Kalau jahat kita sama-sama hancur di kapal ini.” Pimpiman  pasukan Aceh menjawab, “Kami  datang dengan maksud baik, karena kami akan menemui sang putri.”

Mendengar keterangan yang demikian, pasukan Aceh dipersilahkan mendarat. Kemudian berdamailah mereka. Raden Alit akan tetap melangsungkan pernikahannya dengan tunangannya. Sedangkan anak Raja Aceh dijodohkan dengan saudara sepupu Raden Alit sendiri. Maka eratlah hubungan persahabatan antara Bengkulu dan Aceh.***

Halaman:

Editor: Doris Susama

Sumber: Buku Cerita Rakyat Daerah Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x