Setelah beberapa lama ia tinggal di desa itu, ia dapat memastikan akan kebaikan hati dan kehalusan budi bahasa gadis itu. Disampaikannya kepada perempuan itu maksud hatinya akan meminang anak gadisnya. Pinangnannya diterima dengan senang hati, sebab kerendahan hati, keramahan serta kehalusan budi bahasanya sudah menjadi buah bibir penduduk di desa itu. Lebihlebih perempuan itu sejak pertemuan pertama sudah mengaguminya. Maka diadakanlah selamatan sekadarnya untuk merayakan pertunangan Raden Ali dengan gadis itu.
Baca Juga: Fakta-Fakta Unik Pernikahan Maudy Ayunda Menikah dengan Jesse Choi
Raden Alit kembali ke Bengkulu untuk memberitahukan kepada saudara-saudaranya tentang pertunangannya itu. Sebelumnya kepada tunangannya ia berpesan seraya berkata, “Hati-hatilah menjaga diri, dan tetapkanlah hatimu untuk setia hanya kepada kakanda. Jangan terpengaruh dengan harta ataupun pangkat". Gadis itu menangguk tanda akan mematui pesan tunangannya.
Tidak berapa lama setelah Raden Alit kembali ke Bengkulu, datanglah anak raja Aceh ke desa itu. Maksud semula ialah merantau mencari pengalaman.
Namun seperti juga Raden Alit ia bertemu dan tertarik kepada gadis di desa itu, yaitu tunangan Raden Alit.
Anak Raja Aceh tidak mengetahui bahwa gadis itu sudah bertunangan. Ia pun berusaha untuk memikatnya. Dibujuknya serta dirayunya gadis itu. Diberinya janji-janji yang menyenangkan. Maklumlah anak raja. Ia dapat memenuhi apa saja yang diminta, dan diingini orang. Meskipun demikian tunangan Raden Alit itu tetap tidak mau menerima bujuk rayu anak raja Aceh.
Padahal kalau dibandingkan anak raja Aceh itu jauh lebih gagah dan perkasa dari Raden Alit. Gadis itu selalu ingat kepada pesan tunangannya.
Anak raja Aceh menjadi penasaran karena cintaya ditolak. Ia pun bermaksud membawa lari gadis itu dengan paksa. Akhirnya maksudnya tercapai untuk membawa gadis itu ke Aceh.
Kedatangan anak raja Aceh di negerinya disambut dengan meriah, karena ia telah membawa calon istrinya. Harl itu diadakan jamuan makan secara besar-besaran dan semua rakyat diundang. Tak lama kemudian sepeninggal anak raja Aceh, Raden Alit berangkat dari Bengkulu ke Lubuk Pandan akan menemui tunangannya. Tapi apa hendak dikata, tunangannya telah dilarikan orang. Setelah ia mengetahui peristiwa yang dialami tunangannya, Raden kembali ke Bengkulu memberitahukan kepada saudaranya, bahwa ia akan menyusul tunangannya ke Aceh. la berpesan kepada saudaranya, apabila tiga bulan lamanya ia tak kembali, supaya saudaranya menyusul ke Aceh.
Berhari-hari lamanya Raden Alit berjalan, tak menghiraukan siang dan malam. Dengan hati yang duka ia berjalan seorang diri tak mengenal lelah dan rasa takut. Yang dipikirkan tak lain ialah bagaimana keadaan tunangannya sekarang.