Cerita Rakyat Daerah Bengkulu - Sejarah Persahabatan Bengkulu dan Aceh

- 24 Mei 2022, 12:22 WIB
Pangeran Cakrabuana, Putera Mahkota Pajajaran Pendiri Kesultanan Cirebon, Berikut Keturunanya/ilustrasi tangkap layar dari kanal youtube @yulia morgan
Pangeran Cakrabuana, Putera Mahkota Pajajaran Pendiri Kesultanan Cirebon, Berikut Keturunanya/ilustrasi tangkap layar dari kanal youtube @yulia morgan /

Tibalah di hari yang keenam. Pada hari itu di Mahligai diadakan tarian bujang dan gadis. Seruling serdam mulai dibunyikan, gung kulintang dilagukan, sehingga meriahlah suasana di saat itu.

Khalayak ramai ikut berbondong-bondong datang menyaksikan pesta tersebut. Anak angkat raja pada saat itu memakai pakaian kerajaan.

Bukan main gagahnya  pada  malam  itu,  sehingga  orang-orang yang ada di sana kagum melihatnya.

Calon  istri  anak  raja Aceh  mengetahui bahwa  itu  adalah Raden  Alit,  tunangannya  yang dahulu, akan tetapi semua orang yang ada di sana tidak mengetahui hal itu. Bermacam-macam tarian telah  diadakan pada  malam itu.  Tibalah giliran anak angkat raja untuk menari di mahligai. Raja menitahkan padanya supaya ia memilih sendiri pasangannya untuk menari. Ia tetap diam, tak mau berdiri.  Setelah  raja menanyakan  yang kedua kalinya, barulah ia menjawab, “Kalau boleh saya ingin menari bersama sang putri.” Raja  menanyakan  apakah  sang  putri  bersedia  atau  tidak. Sang putri menganggukan kepala menyatakan ia bersedia untuk menari. Hal  ini  memang  telah  lama  dinantikan oleh  sang  putri, sebab ia mengetahui pasangannya itu adalah tunangannya. Sejak. saat itu ia  mulai  menari, hingga hampir subuh mereka tak pernah berbenti. Semua tarian mereka bisa melakukannya. Penonton jadi heran melihat keadaan yang demikian.

Baca Juga: 4 Cara Nembak Cewek Anti Ditolak, Nomor 3 Paling Sering Dilakukan Cowok

Kemudian berdirilah seorang dukun menghampiri raja dan ia mengatakan  bahwa  yang menari itu  bukan  lagi  manusia, tetapi itu  hanyalah  bayangan. Sedangkan  orangnya  sudah  pergi dari istana inti Mendengar hal itu raja menjadi terkejut dan hampir pingsan  dibuatnya.  Anak  raja Aceh  turun  dari  singgasana, ingin ia rasanya berontak. Tetapi apa boleh buat, semuanya telah terjadi. Acara  segera  dihentikan, dan terjadilah keributan di tengah-tengah kegembiraan. Suasana jadi kacau, mencari sang putri ke sana ke mari. Namun mereka tak ada lagi di sekitar istana.

Puaslah rasa hati Raden Alit telah berhasil dapat merebut kembali tunangannya.

Di waktu menjelang subuh, ada salah seorang perempuan pergi mencuci beras ke tepian.

Terlihatlah oleh perempuan itu mereka sedang duduk di pinggir kali. Perempuan itu cepat-cepat. pulang, segera  memberitahukan peristiwa itu kepada raja. Raja segera memerintahkan pada hulubalangnya menyusul untuk menangkap mereka.

Akan tetapi Raden Alit telah membawa jauh-jauh tunangannya dan disembunyikan di suatu  tempat. Kemudian  Raden Alit kembali  lagi,  lalu mengadakan  perlawanan  terhadap  pasukan Aceh. Terjadilah pertumpahan darah yang sangat hebat. Raden Alit itu memang benar-benar orang yang sakti. Hampir sehari penuh lamanya pertempuran tersebut berkecamuk.

Halaman:

Editor: Doris Susama

Sumber: Buku Cerita Rakyat Daerah Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x