''Ya, mudah-mudahan saja ke depan khususnya menjelang tahun politik nanti, semua bisa berkolaborasi. Dan tentunya tidak harus terkait itu. Tapi bisa dalam isu lain yang bersinggungan dengan informasi palsu, hoaks, disinformasi dan lainnya,'' sambung Harry.
Terakhir, di traning cek fakta untuk jurnalis, yang digelar secara online, selama 2 hari, sejak Sabtu - Minggu (14-15 Mei 2022), dengan The Google News Initiative Trainers Network powered by AJI, Phesi Ester Julikawati dan Demon Fajri, sampai Harry, semoga bisa memberi manfaat untuk teman-teman jurnalis.
Sebab, meski kondisi saat ini secara umum Bengkulu belum terlihat secara masif ada sebaran informasi palsu. Namun fenomena ini, bukan tidak mungkin akan menggejala tanpa disadari.
''Siapa yang bisa membentengi itu, ya para jurnalis dan media yang hari ini ada di Bengkulu. Kepercayaan publik pada jurnalis dan media, mesti dikembalikan, bukan kepada mereka yang bekerja di belakang meja dan cuma menerima kiriman gambar kejadian lalu diposting, atau mereka yang piawai membuat narasi di berbagai platform, namun tanpa disiplin verifikasi atau juga pada mereka yang membuat bisnis jurnalisme namun menggadi ruh jurnalisme,'' tutup Harry.***