Di dalam kamar, pegawai koperasi itu mencium bau busuk yang semakin kuat. Namun putri Renny, Dian Febbyana (42) dengan santai meminta si pegawai koperasi untuk tak menyalakan lampu.
Dian saat itu berdalih ibunya sedang tertidur pulas dan sensitif terhadap cahaya sehingga lampu di kamar harus terus padam.
"'Tapi jangan hidupkan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya'. Kata atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," ucap Hengki menirukan kesaksian pegawai koperasi.
Baca Juga: Gempa Cianjur Akibatkan 162 Orang Meninggal Dunia dan Ribuan Rumah Rusak
Kendati awalnya menurut pada instruksi Dian, pegawai koperasi makin merasa janggal saat mencoba membangunkan Renny Margaretha, sebab badannya terasa benyek atau lunak.
Lantaran curiga, tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi itu menghidupkan flash handphone-nya, sehingga tampak lah kondisi Renny yang telah menjadi mayat.
"Pada saat dibangunkan untuk cek sertifikat ini, dipegang-pegang ini agak gembur, agak curiga tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam itu menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir 'Allahu Akbar ini sudah mayat'," ujar Hengki.
Tanpa ba bi bu, si pegawai koperasi langsung keluar dari kamar dan bersiap pergi meninggalkan rumah bersama dua staf koperasi lainnya.
Baca Juga: Realisasi Penyaluran DAK Nonfisik Bantuan Sekolah di Bengkulu Sudah Capai 96,33 Persen
Saat itu, adik ipar Renny, Budianto disebutkan sempat mengejar dan meminta pegawai koperasi itu untuk bungkam soal mayat di rumah tersebut.