Ini Sikap Menpora Melihat Insiden Kerusuhan Derby Jatim Arema FC vs Persebaya Surabaya

- 2 Oktober 2022, 09:17 WIB
Menpora Beri Tanggapan Usai Kerusuhan Yang Terjadi di Stadion Kanjuruhan
Menpora Beri Tanggapan Usai Kerusuhan Yang Terjadi di Stadion Kanjuruhan /Tim PRMN

IKOBENGKULU.COM - Sebanyak 127 orang meninggal dunia dalam kerusuhan pasca Derbi Jatim, Arema FC VS Peserbaya Surabaya, dan sejumlah orang mengalami luka-luka.

Menpora Zainudin Amali mengatakan sangat menyesalkan atas insiden kerusuhan supporter pada derby Jatim, Arema FC vs Persebaya Surabaya di saat pemerintah mengizinkan Liga Sepakbola boleh dihadiri penonton di lapangan.

Menpora mengharapkan insiden seperti itu tidak perlu terulang kembali, dan supporter bisa sportif dalam menerima kekalahan tim yang didukungnya.

"Kejadian seperti ini kami harap yang terakhir kali. Kami juga turut belasungkawa kepada para keluarga yang menjadi korban dalam insiden yang sangat memprihatikan semalam," ungkap Zainudin Amali.

Kerusuhan ini terjadi tak lama setelah wasit membunyikan pluit sebagai tanda berakhirnya pertandingan.

Hasil Derbi Jatim iti, Arema FC kalah 2:3 atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjeng, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang dimulai seusai lontaran gas air mata ditembakkan untuk menghalau ribuan Aremania yang ingin merangsek ke lapangan.

Baca Juga: Ini Kronologi Ratusan Orang Meninggal Saat Kerusuhan Derby Subabaya Arema FC VS Persebaya Surabaya

"Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah, atau melampiaskan. Karena itu, pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," ucap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat berada di Mapolres Malang, pada Minggu dini hari (2/10/2022).

Kapolda mengatakan pihak kepolisian sata itu mencoba memberikan imbauan dengan cara persuasif. Namun, cara itu tak berhasil. Justru massa kian beringas menyerang dan merusak mobil kepolisian.

"Upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah merusak mobil (polisi) dan akhirnya gas air mata disemprotkan," tuturnya kembali.

Mulai dari disinilah peristiwa ribuan Aremania yang masih berada di tribun panik dan mencari pintu keluar. Puncaknya ketika mereka berebut menuju pintu 10 dan 12 sehingga terjadi penumpukan dan terjadi tragedi ratusan orang meninggal dunia.

"Dari 40.000 penonton yang hadir, kurang lebih tidak semuanya anarkis tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap mereka yang di atas," kata dia.

Akibatnya ada 127 orang tewas, 34 di antaranya meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan sebelum sempat dievakuasi ke rumah sakit. Sementara itu, 94 orang lainnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Saat ini total ada 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit mulai dari RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, dan beberapa rumah sakit di Kota Malang.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan. Tadi beliau (Bupati Malang) melakukan pengecekan langsung oleh kami, dan terkait dengan upaya-upaya penyembuhan pada yang sedang dirawat," tukasnya.

Seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, PSSI langsung membentuk tim investigasi. Sementara itu, PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi menghentikan Liga 1 2022-2023 hingga sepekan ke depan. ***(sre/kliktimes)

Editor: Iyud Dwi Mursito

Sumber: Pikiran Rakyat Kliktimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah