Buruh di Rejang Lebong Tidak Ikut Demonstrasi Penolakan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Ini Alasannya

- 4 September 2022, 11:57 WIB
Unjuk Rasa yang Dilakukan Mahasiswa di Kabupaten Rejang Lebong Beberapa Tahun Lalu
Unjuk Rasa yang Dilakukan Mahasiswa di Kabupaten Rejang Lebong Beberapa Tahun Lalu /Buyono/

IKOBENGKULU.COM - Partai Buruh dan Serikat Buruh Indonesia menyatakan dengan tegas penolakannya terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi oleh pemerintah.

Mereka bahkan akan menggelar demo besar-besaran di depan gedung DPR RI Jakarta pada Selasa, 6 September 2022 serta serentak di seluruh Indonesia.

Namun ternyata hal itu tidak diikuti oleh buruh di Kabupaten Rejang Lebong. Menurut Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Rejang Lebong Edi Sarmiki, buruh di Rejang Lebong tidak akan menggelar demonstrasi penolakan harga BBM.

"Sejauh ini tidak ada yang ikut demo disini," kata Edi.

Tidak adanya unjuk rasa tersebut dikarenakan tidak adanya suatu hal yang dikejar atau ditargetkan oleh para buruh di Rejang Lebong. Karena menurut Edi, buruh di Rejang Lebong merupakan buruh harian lepas, bukan buruh pabrik atau perusahaan besar.

Baca Juga: Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM, BEM SI: Indonesia Gawat Darurat, BBM Naik Rakyat Tercekik!

"Kalau di kota besar itukan mayoritas pabrik atau perusahaan besar, mereka mengejar upah yang sesuai. Kalau disini itu kebanyakan buruh harian lepas, makanya tidak ada yang dikejar mengenaik kebijakan pemerintah seperti ini," tukasnya.

Harga BBM bersubsidi di Indonesia sendiri telah resmi dinaikkan oleh pemerintah pada hari Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Dimana untuk harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar subsidi dari Rp5.150 pe liter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 menjadi Rp14.500 per liter. ***

 

Editor: Buyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x