IKOBENGKULU.COM - Mantan aktivis '98 dan politikus terkemuka, Budiman Sudjatmiko, kini menjadi pusat sorotan setelah dipecat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akibat dukungannya terhadap Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024.
Keputusan kontroversial ini menjadi puncak perjalanan panjang Budiman dari pergerakan aktivis menuju dunia politik.
Aktivisme yang Membara
Budiman Sudjatmiko pertama kali muncul di panggung pergerakan mahasiswa pada masa Reformasi tahun 1998.
Dengan semangat yang membara, ia memainkan peran sentral dalam demonstrasi-demonstrasi besar yang mendorong perubahan politik dan sosial di Indonesia.
Perjuangannya bersama mahasiswa dan masyarakat akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama bertahun-tahun.
Berpikir dan Berkarya
Selain sebagai aktivis, Budiman juga menunjukkan ketertarikannya dalam berpikir dan berkarya.
Ia mengukir prestasi akademik dengan meraih gelar master dalam Studi Pembangunan serta Magister Filsafat dari University of Cambridge.
Baca Juga: Terpilih Secara Aklamasi: Wahyu Dhyatmika dan Maryadi Pimpin AMSI untuk Periode 2023-2027
Kombinasi pendidikan tinggi dan semangat perubahan sosial membentuknya menjadi pemimpin yang kritis dan visioner.
Perjalanan ke Dunia Politik
Budiman tidak puas hanya dalam peran aktivis semata. Dia mengambil langkah lebih jauh dengan terjun ke dunia politik.
Komitmennya terhadap perubahan dan demokrasi menginspirasi langkah ini.
Dalam perjalanannya sebagai politikus, Budiman berupaya membawa dampak positif melalui sistem yang lebih terstruktur.
Dukungan yang Mencoreng
Namun, dukungan Budiman terhadap Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 memicu dampak yang tak terduga.
Dia dipecat dari PDIP, partai yang pernah menjadi bagian penting dalam perjalanan politiknya.
Keputusan ini menunjukkan keyakinan Budiman pada pandangannya, meskipun konsekuensinya berat.
Masa Depan yang Dinamis
Meskipun menghadapi tantangan besar, Budiman Sudjatmiko tetap melanjutkan perjalanannya.
Dengan pengalaman dari masa aktivis hingga politik, dia terus menjadi suara yang memperjuangkan prinsip demokrasi dan keadilan.
Perjalanan panjangnya mencerminkan komitmen pada perubahan yang lebih baik untuk Indonesia.
Keputusan PDIP untuk mengeluarkan Budiman dari partai mungkin merupakan babak baru dalam perjalanan hidupnya.
Dalam dunia yang dinamis dan penuh risiko, Budiman tetap menjadi figur yang mencerminkan semangat perubahan dan kepemimpinan, meskipun arahnya kadang-kadang mengarah pada kontroversi.***