Salah satu insiden yang mendapat sorotan adalah pelanggaran oleh Kadek Arel, yang memicu hadiah penalti bagi Malaysia.
Kusnaeni menjelaskan, "Gol pertama tidak akan terjadi jika para pemain kita tidak terpancing emosi. Di dalam kotak penalti lawan, pemain lawan sengaja mencari kesalahan untuk memanfaatkannya. Dan kenyataannya, pemain kita tidak mampu mengendalikan diri."
Tentu saja, analis sepak bola ini tidak hanya mengulas tentang kesalahan-kesalahan.
Ia juga memaparkan beberapa aspek lain yang perlu dipertimbangkan. Gol kedua yang dilesakkan oleh Malaysia, menurut Kusnaeni, juga berakar dari kurangnya konsentrasi dalam menghadapi serangan balik lawan.
Jika para pemain Garuda Muda lebih mampu mengontrol emosi dan tidak mudah terpancing untuk bermain terbuka, mungkin serangan Malaysia bisa diantisipasi dengan lebih baik.
Selain itu, Kusnaeni juga menyinggung tentang keterbatasan pelatih dalam mengatur strategi saat tim tertinggal.
Ia menjelaskan bahwa minimnya jam terbang dari pemain pengganti menyulitkan perubahan taktik yang optimal. Hal ini berdampak pada kesulitan pemain pengganti untuk beradaptasi dan memberikan kontribusi yang signifikan.
Dengan analisis mendalam ini, Kusnaeni memberikan pandangan yang memberi wawasan lebih dalam tentang kekalahan Indonesia dari Malaysia.
Di balik sorotan pertandingan, tersembunyi pelajaran berharga yang dapat diambil untuk memperbaiki kinerja tim ke depannya. ***